Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe melaksanakan kegiatan Bantuan Teknis (Bantek) Pelatihan Teknik Budidaya Padi dengan Menggunakan Metode “Hazton. Acara tersebut dipusatkan di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, Rabu.
Yufrizal, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan keberhasilan program "Hazton" serta menekan laju inflasi komoditi beras di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.
"Dengan adanya kegiatan ini maka dapat meningkatkan produktivitas padi sehingga pada akhirnya dapat juga meningkatkan perekenomian masyarakat, "Jelasnya
Ia juga menjelaskan, metode tanam Hazton berasal dari Kalimantan Barat dan metode ini sukses mencatat rekor panen sebesar 16 ton per hektar.
"Hal yang paling berbeda dari “Hazton” dibandingkan dengan metode konvensional lainnya adalah teknik penanaman padi yang menggunakan 20 - 25 bibit perlubang tanam serta penggunaan semaian bibit tua yang sudah berusia 25-30 HSS (Hari Setelah Semai), "Ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe
Dikatakannya, Selain hal tersebut, terdapat beberapa keunggulan dari metode ini, yaitu, Relatif tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong, sedikit bahkan tidak ada penyulaman, sedikit bahkan tidak ada penyiangan dan umur panen lebih cepat (+15 hari) serta mutu gabah lebih tinggi (sedikit beras hampa)
Dikatakannya lagi, pelatihan tersebut diikuti oleh 60 orang peserta terdiri dari anggota Poktan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan instansi terkait ini dari Kota Lhokseumawe dan Kabi Aceh Utara.
"Dengan adanya pelatihan ini diharapkan agar para anggota Poktan dan seluruh peserta dapat lebih memahami mengenai teknik budidaya padi dengan menggunakan metode “Hazton”, karena metode ini baru dikenal oleh masyarakat Aceh sejak Tahun 2017, " harap Yufrizal
Kemudian, hadir juga narasumber Sdr. Anton Kamaruddin yang merupakan Kepala UPT Pembenihan Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Barat yang sekaligus sebagai salah satu penemu/penggagas utama metode Hazton.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Yufrizal, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan keberhasilan program "Hazton" serta menekan laju inflasi komoditi beras di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.
"Dengan adanya kegiatan ini maka dapat meningkatkan produktivitas padi sehingga pada akhirnya dapat juga meningkatkan perekenomian masyarakat, "Jelasnya
Ia juga menjelaskan, metode tanam Hazton berasal dari Kalimantan Barat dan metode ini sukses mencatat rekor panen sebesar 16 ton per hektar.
"Hal yang paling berbeda dari “Hazton” dibandingkan dengan metode konvensional lainnya adalah teknik penanaman padi yang menggunakan 20 - 25 bibit perlubang tanam serta penggunaan semaian bibit tua yang sudah berusia 25-30 HSS (Hari Setelah Semai), "Ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe
Dikatakannya, Selain hal tersebut, terdapat beberapa keunggulan dari metode ini, yaitu, Relatif tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong, sedikit bahkan tidak ada penyulaman, sedikit bahkan tidak ada penyiangan dan umur panen lebih cepat (+15 hari) serta mutu gabah lebih tinggi (sedikit beras hampa)
Dikatakannya lagi, pelatihan tersebut diikuti oleh 60 orang peserta terdiri dari anggota Poktan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan instansi terkait ini dari Kota Lhokseumawe dan Kabi Aceh Utara.
"Dengan adanya pelatihan ini diharapkan agar para anggota Poktan dan seluruh peserta dapat lebih memahami mengenai teknik budidaya padi dengan menggunakan metode “Hazton”, karena metode ini baru dikenal oleh masyarakat Aceh sejak Tahun 2017, " harap Yufrizal
Kemudian, hadir juga narasumber Sdr. Anton Kamaruddin yang merupakan Kepala UPT Pembenihan Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Barat yang sekaligus sebagai salah satu penemu/penggagas utama metode Hazton.
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019