Elemen sipil yang tergabung dalam komunitas cinta sejarah Kabupaten Aceh Timur mendukung sepenuhnya lanjutan pemugaran situs sejarah Makam Kesultanan Kerajaan Islam Peureulak di Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak.

Makam dimaksud yakni Sultan Sayed Alaidin Maulana Abdul Azis Syah. Beliau tercatat merupakan keturunan Arab yang mendirikan Kerajaan Islam Bandar Khalifah Peureulak atau Kerajaan Islam Pertama di Asia Tenggara pada tahun 840 masehi.

"Menurut informasi yang diperoleh selama ini disinyalir ada pihak yang mencoba mengusik pembangunan situs Makam Sultan Peureulak yang dilakukan oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh. Kita sebagai putra Peureulak yang berdarah Aceh Timur mengharapkan semua pihak untuk mendukung kelangsungan lanjutan pembangunan situs bersejarah itu,” kata Ketua LSM Komunitas Aneuk Nangroe (KANA) Muzakir di Idi, Jumat (16/8).

Baca juga: Rumah rusak diterjang puting beliung jadi 97 unit di Aceh Timur

Muzakir mengingatkan pihak yang tidak berkepentingan dari luar Aceh Timur untuk tidak mengusik pembangunan dan pemugaran situs sejarah tersebut.

"Maka dari itu mari kita dukung dan kita berikan ruang gerak kepada Pemerintah Aceh yang telah sudi mengucurkan anggaran untuk pemugaran situs sejarah di daerah kita,” tegas Muzakir.

Sementara itu, pemerhati pembangunan di Aceh Timur, Ilyas Ismail secara terpisah juga menyampaikan hal yang sama. Bahkan dia berharap pemugaran semua situs makam bersejarah di Aceh Timur harus berjalan dengan lancar dan tidak ada pihak yang melakukan intervensi terhadap kelancaran pembangunan situs –situs sejarah di daerah ini.

Baca juga: MK perintahkan hitung ulang di Peureulak Timur, Aceh

“Situs sejarah seperti Makam Sulthan Kerajaan Islam Peureulak adalah peradaban daerah kita masa lampau yang harus menjadi potensi wisata di Aceh Timur,” kata Ilyas Ismail.

Dia meminta DPRK Aceh Timur untuk memberi dukungan sepenuhnya kepada Pemerintah Aceh, agar kelanjutan pembangunan pemugaran situs sejarah Kerajaan Islam Peureulak berjalan maksimal.

"Setelah dipugarkan maka kedepan akan menjadi sumber PAD, karena menjadi objek wisata sejarah di bumi Nurul A'la, bukan hanya skala nasional tapi bisa menjadi perhatian masyarakat internasional," pungkas Ilyas Ismail.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019