Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyatakan kawasan Sabang memiliki potensi besar untuk mendukung sektor industri hulu minyak dan gas (migas) dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.
"Selain sektor pariwisata, Sabang juga punya potensi investasi yang lebih besar lagi yakni sektor industri pendukung hulu migas yang belum tergarap secara maksimal," kata Deputi Perencanaan dan Operasi BPMA, Teuku Muhammad Faisal di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela kegiatan Lokakarya Pengembangan Kawasan Sabang dalam Mendukung Kegiatan Usaha Hulu Migas yang juga bagian dari tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BPMA dengan Badan Pengusahaan Perdagangan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).
Ia menjelaskan perlu ada sinergi antara BPMA dengan BPKS dalam pengembangan kawasan Sabang guna mendukung kegiatan penunjang operasi hulu migas di Aceh baik dari segi regulasi, infrastruktur dan industri pendukung.
"Stigma Sabang di mata nasional saat ini memang lekat dengan bidang pariwisata, padahal jika dioptimalkan bisa mendukung pergerakan iklim investasi yang baik di Aceh, khususnya di sektor industri pendukung hulu migas," kataya.
Plt Kepala BPKS, Razuardi mengatakan dengan kawasan yang dikelola lembaga tersebut saat ini, pihaknya optimis daerah tersebut dapat mendukung kegiatan investasi penunjang operasi hulu migas di Aceh.
"Saat ini, wilayah kerja BPKS adalah Kawasan Sabang dan Aceh Besar (Pulo Aceh). Untuk Sabang, fasilitas lahan sudah memenuhi syarat namun untuk fasilitas pendukung masih proses tahap pengembangan," kata Razuardi.
Pihaknya berharap aset berupa lahan dan pelabuhanan yang berada di bawah BPKS bisa menjembatani kebutuhan dari perusahaan Migas yang beroperasi di lepas pantai Aceh.
Kegiatan lokakarya tersebut juga menghasilkan rekomendasi rencana tindak lanjut antara BPMA dan BPKS terkait tahapan penyiapan fasilitas berupa sarana dan prasarana utama penunjang operasi hulu migas dan harmonisasi regulasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Selain sektor pariwisata, Sabang juga punya potensi investasi yang lebih besar lagi yakni sektor industri pendukung hulu migas yang belum tergarap secara maksimal," kata Deputi Perencanaan dan Operasi BPMA, Teuku Muhammad Faisal di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela kegiatan Lokakarya Pengembangan Kawasan Sabang dalam Mendukung Kegiatan Usaha Hulu Migas yang juga bagian dari tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BPMA dengan Badan Pengusahaan Perdagangan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).
Ia menjelaskan perlu ada sinergi antara BPMA dengan BPKS dalam pengembangan kawasan Sabang guna mendukung kegiatan penunjang operasi hulu migas di Aceh baik dari segi regulasi, infrastruktur dan industri pendukung.
"Stigma Sabang di mata nasional saat ini memang lekat dengan bidang pariwisata, padahal jika dioptimalkan bisa mendukung pergerakan iklim investasi yang baik di Aceh, khususnya di sektor industri pendukung hulu migas," kataya.
Plt Kepala BPKS, Razuardi mengatakan dengan kawasan yang dikelola lembaga tersebut saat ini, pihaknya optimis daerah tersebut dapat mendukung kegiatan investasi penunjang operasi hulu migas di Aceh.
"Saat ini, wilayah kerja BPKS adalah Kawasan Sabang dan Aceh Besar (Pulo Aceh). Untuk Sabang, fasilitas lahan sudah memenuhi syarat namun untuk fasilitas pendukung masih proses tahap pengembangan," kata Razuardi.
Pihaknya berharap aset berupa lahan dan pelabuhanan yang berada di bawah BPKS bisa menjembatani kebutuhan dari perusahaan Migas yang beroperasi di lepas pantai Aceh.
Kegiatan lokakarya tersebut juga menghasilkan rekomendasi rencana tindak lanjut antara BPMA dan BPKS terkait tahapan penyiapan fasilitas berupa sarana dan prasarana utama penunjang operasi hulu migas dan harmonisasi regulasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019