Menjelang tutup tahun 2018, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah meresmikan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Gampong Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar yang diharapkan menjadi “senjata” untuk kemajuan ekonomi di provinsi itu.
Orang nomor satu di Tanah Rencong tersebut terus berupaya mewujudkan keinginan itu dengan mengerahkan PT Pembangunan Aceh (PEMA) yang memiliki peranan penting untuk investasi di KIA Ladong dan peran serta Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk memberikan kemudahan terkait perizinan.
Tepatnya pada akhir Agustus 2019 atau bertepatan akan pergantian tahun Islam 1441 Hijriah, geliat ekonomi di kawasan tersebut mulai terlihat seiring peletakan batu pertama pembangunan Pusat Logistik dan Pergudangan Terpadu PT Trans Continent yang dilakukan langsung oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Kehadiran Pusat Logistik Berikat ini akan sangat bermanfaat bagi aktivitas usaha di Aceh, di mana perusahaan manufaktur di dalam negeri tidak perlu lagi impor bahan baku, barang modal, atau bahan penolong, karena semua tersedia di sini," kata Nova Iriansyah di Aceh Besar.
Ia menjelaskan pembangunan pusat logistik tersebut berkaitan erat dengan semangat untuk memperluas supply kebutuhan barang serta meningkatkan jalur ekspor produk daerah.
"Langkah ini juga sejalan dengan rencana untuk mengoptimalkan tol laut Aceh dengan menjadikan Pelabuhan Malahayati sebagai pusat bongkar muat kontainer. Pembangunan pusat logistik ini juga bagian dalam mendukung pengembangan iklim usaha di Aceh," katanya.
Menurut dia peletakan batu pertama yang dilakukan di kawasan Pusat Logistik Berikat tersebut seiring adanya perusahaan transportasi logistik nasional yakni PT. Trans Continent untuk berinvestasi di kawasan KIA tersebut.
"Kita berharap dengan hadirnya perusahaan transportasi logistik nasional ini dapat diikuti oleh perusahaan lainnya, sehingga upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran dapat terwujud," katanya.
Ia menambahkan dengan beroperasinya kawasan Logistik Berikat yang efektif pada 2020 tersebut akan ada biaya logistik yang terpangkas, ada jarak kemudahan yang didapat dan insentif dari Pemerintah Aceh berupa sewa dan juga mendorong Pemerintah Aceh untuk terus melengkapi utilitas pendukung di daerah setempat.
"Saya minta PT Pembangunan Aceh selaku perpanjangan tangan Pemerintah Aceh yang menaungi kegiatan investasi di kawasan industri ini agar bersinergi dengan PT. Trans Continent guna memperlancar pembangunan pusat logistik Berikat. Saya juga mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan ini sehingga obsesi Pemerintah Aceh menurunkan kemiskinan dapat dimulai dari Aceh Besar," katanya.
Sebagai yang pertama berinvestasi di kawasan KIA Ladong, Nova Iriasyah juga berharap agar CEO Trans Continent, Ismail Rasyid dapat juga mengajak perusahaan lainnya khususnya penanaman modal asing (PMA) untuk berinvestasi di provinsi setempat.
"Kami berharap dengan beroperasinya Trans Continent di KIA Ladong Aceh Besar ini menjadi pemantik bagi perusahaan lain untuk berinvestasi di sini dan kita juga berharap perusahaan yang dipimpin anak Aceh ini dapat menarik perusahaan PMA ke sini,” katanya.
Nova juga meyakini kawasan tersebut akan menjadi suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan kebutuhan bahan pokok serta tempat produksi komoditi ekspor bagi Banda Aceh dan Aceh Besar.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim mengatakan selain PT selain perusahaan Trans Continent juga akan ada sejumlah perusahan lainnya yang akan ikut berinvestasi di kawasan KIA Ladong tersebut.
"Kami bekerja maksimal untuk pengembangan kawasan ini karena kehadirannya akan mampu memberikan nilai tambah yang dapat dinikmati oleh masyarakat di Provinsi Aceh," katanya.
Investasi secara Bertahap
CEO Trans Continent, Ismail Rasyid menyatakan perusahaan yang dipimpinnya tersebut akan berinvestasi secara bertahap di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Aceh Besar, Provinsi Aceh dan untuk tahap awal sebesar Rp5 miliar.
"Saya sebagai putra daerah merasa terpanggil agar bisa bersinergi dan memberikan kontribusi dalam bidang kemampuan keahlian yang saya miliki untuk ikut serta memajukan eknomi dan meningkatkan kesejahteraan," kata Ismail Rasyid di KIA Ladong, Aceh Besar.
Ia menjelaskan perusahaan Trans Continent yang akan beroperasi di kawasan KIA Ladong tersebut bergerak di bidang Multi Moda Transport, Logistik & Supply Chain yang berkaitan dengan Industri dan perdagangan.
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah itu menyebutkan untuk investasi di tanah kelahirannya tersebut akan dilakukan secara bertahap dan kehadiran di kawasan KIA Ladong merupakan upaya memanfaatkan potensi dan memberikan nilai tambah kepada semua sektor dengan ikut bersinergi dengan semua pihak.
Ismail mengatakan Provinsi Aceh sangatlah strategis karena berada pada salah satu jalur pelayaran internasional yang terpadat di dunia. Posisi strategis tersebut dapat dimanfaatkan dengan kebijakan pengembangan menjadi daerah kawasan, Industri, perdagangan dan dijadikan distribution hub Perdagangan dan Pariwisata.
Ia mengatakan kehadiran perusahaan tersebut untuk mulai membangun pusat logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu adalah untuk bisa memberikan nilai tambah terhadap produk produk unggulan yang ada di Aceh agar secara bertahap tidak lagi di ekspor dalam bentuk raw material tapi bisa diolah di dalam˜kawasan ini sebelum di ekspor, atau sebagai transit hub barang yang sudah diolah di luar kawasan untuk tujuan ekspor.
"Pusat Logistik Berikat akan mampu mendekatkan raw material ke industri sehingga ketepatan waktu dalam produksi tidak lagi menjadi persoalan, serta terhadap barang barang yang di import tidak harus langsung di bayar pajak impornya saat tiba," katanya.
Pihaknya optimistis dengan kehadiran perusahaannya dan perusahaan lainnya di KIA Ladong akan mampu memberikan dampak positif pada semua sektor termasuk membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Multi Moda Transport, Logistics & Supply Chain dengan Core business di Bidang Industri Pertambangan, Perminyakan, Energy serta Perdagangan baik Domestik maupun Internasional yang saat ini sudah memiliki 16 (enam belas) cabang di Indonesia, 2 kantor di luar negeri (Australia & Philippines) serta Networks di 80 negara.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim mengatakan selain Trans Continent yang telah berkomitmen berinvestasi di kawasan itu, ada beberapa investor lainnya yang telah menyatakan siap berinvestasi di KIA Ladong.
Ada pun perusahaan yang akan berinvestasi di KIA Ladong tersebut diantaranya perusahaan penghasil batu marmar dan granit, perusahaan yang bergerak bidang perlengkapan rumah tangga, perusahaan yang memproduksi baja ringan dan juga berat, logistik untuk perusahaan besar yang nantinya pengusaha dapat membeli langsung di kawasan itu.
Ia mengatakan Kawasan berikat ini adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan yang hasilnya terutama untuk diekspor.
“Ini hanya tempat penampungan sementara dan ini juga akan menjadi pertimbangan bagi kalangan pengusaha sebab akan memangkas biaya dan juga jarak untuk setiap bahan baku yang selama ini mata rantainya sangat jauh yang ikut berdampak terhadap harga,” katanya.
Pihaknya optimistis perusahaan yang telah menyatakan akan berinvestasi di kawasan Pusat Logistik Berikat tersebut akan mulai terwujud pada tahun 2019 dan ia juga mengatakan kawasan tersebut juga akan menjadi pusat pengembangan industri kecil menengah (IKM) dan olahan makanan halal.
Ia mengatakan apa bila ada perusahaan yang telah menyatakan untuk berinvestasi tersebut tidak serius, pihaknya juga akan memberikan kesempatan kepada pengusaha lainnya.
Kawasan KIA Ladong yang terletak di Gampong Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar memiliki luas sekitar 66 hektare.
Geliat KIA Ladong diharapkan berdampak pada sektor ekonomi, ketersediaan lapangan kerja dan mewujudkan obsesi Pemerintah Aceh untuk menurunkan angka kemiskinan yang dimulai dari Aceh Besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Orang nomor satu di Tanah Rencong tersebut terus berupaya mewujudkan keinginan itu dengan mengerahkan PT Pembangunan Aceh (PEMA) yang memiliki peranan penting untuk investasi di KIA Ladong dan peran serta Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk memberikan kemudahan terkait perizinan.
Tepatnya pada akhir Agustus 2019 atau bertepatan akan pergantian tahun Islam 1441 Hijriah, geliat ekonomi di kawasan tersebut mulai terlihat seiring peletakan batu pertama pembangunan Pusat Logistik dan Pergudangan Terpadu PT Trans Continent yang dilakukan langsung oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Kehadiran Pusat Logistik Berikat ini akan sangat bermanfaat bagi aktivitas usaha di Aceh, di mana perusahaan manufaktur di dalam negeri tidak perlu lagi impor bahan baku, barang modal, atau bahan penolong, karena semua tersedia di sini," kata Nova Iriansyah di Aceh Besar.
Ia menjelaskan pembangunan pusat logistik tersebut berkaitan erat dengan semangat untuk memperluas supply kebutuhan barang serta meningkatkan jalur ekspor produk daerah.
"Langkah ini juga sejalan dengan rencana untuk mengoptimalkan tol laut Aceh dengan menjadikan Pelabuhan Malahayati sebagai pusat bongkar muat kontainer. Pembangunan pusat logistik ini juga bagian dalam mendukung pengembangan iklim usaha di Aceh," katanya.
Menurut dia peletakan batu pertama yang dilakukan di kawasan Pusat Logistik Berikat tersebut seiring adanya perusahaan transportasi logistik nasional yakni PT. Trans Continent untuk berinvestasi di kawasan KIA tersebut.
"Kita berharap dengan hadirnya perusahaan transportasi logistik nasional ini dapat diikuti oleh perusahaan lainnya, sehingga upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran dapat terwujud," katanya.
Ia menambahkan dengan beroperasinya kawasan Logistik Berikat yang efektif pada 2020 tersebut akan ada biaya logistik yang terpangkas, ada jarak kemudahan yang didapat dan insentif dari Pemerintah Aceh berupa sewa dan juga mendorong Pemerintah Aceh untuk terus melengkapi utilitas pendukung di daerah setempat.
"Saya minta PT Pembangunan Aceh selaku perpanjangan tangan Pemerintah Aceh yang menaungi kegiatan investasi di kawasan industri ini agar bersinergi dengan PT. Trans Continent guna memperlancar pembangunan pusat logistik Berikat. Saya juga mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan ini sehingga obsesi Pemerintah Aceh menurunkan kemiskinan dapat dimulai dari Aceh Besar," katanya.
Sebagai yang pertama berinvestasi di kawasan KIA Ladong, Nova Iriasyah juga berharap agar CEO Trans Continent, Ismail Rasyid dapat juga mengajak perusahaan lainnya khususnya penanaman modal asing (PMA) untuk berinvestasi di provinsi setempat.
"Kami berharap dengan beroperasinya Trans Continent di KIA Ladong Aceh Besar ini menjadi pemantik bagi perusahaan lain untuk berinvestasi di sini dan kita juga berharap perusahaan yang dipimpin anak Aceh ini dapat menarik perusahaan PMA ke sini,” katanya.
Nova juga meyakini kawasan tersebut akan menjadi suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan kebutuhan bahan pokok serta tempat produksi komoditi ekspor bagi Banda Aceh dan Aceh Besar.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim mengatakan selain PT selain perusahaan Trans Continent juga akan ada sejumlah perusahan lainnya yang akan ikut berinvestasi di kawasan KIA Ladong tersebut.
"Kami bekerja maksimal untuk pengembangan kawasan ini karena kehadirannya akan mampu memberikan nilai tambah yang dapat dinikmati oleh masyarakat di Provinsi Aceh," katanya.
Investasi secara Bertahap
CEO Trans Continent, Ismail Rasyid menyatakan perusahaan yang dipimpinnya tersebut akan berinvestasi secara bertahap di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong Aceh Besar, Provinsi Aceh dan untuk tahap awal sebesar Rp5 miliar.
"Saya sebagai putra daerah merasa terpanggil agar bisa bersinergi dan memberikan kontribusi dalam bidang kemampuan keahlian yang saya miliki untuk ikut serta memajukan eknomi dan meningkatkan kesejahteraan," kata Ismail Rasyid di KIA Ladong, Aceh Besar.
Ia menjelaskan perusahaan Trans Continent yang akan beroperasi di kawasan KIA Ladong tersebut bergerak di bidang Multi Moda Transport, Logistik & Supply Chain yang berkaitan dengan Industri dan perdagangan.
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah itu menyebutkan untuk investasi di tanah kelahirannya tersebut akan dilakukan secara bertahap dan kehadiran di kawasan KIA Ladong merupakan upaya memanfaatkan potensi dan memberikan nilai tambah kepada semua sektor dengan ikut bersinergi dengan semua pihak.
Ismail mengatakan Provinsi Aceh sangatlah strategis karena berada pada salah satu jalur pelayaran internasional yang terpadat di dunia. Posisi strategis tersebut dapat dimanfaatkan dengan kebijakan pengembangan menjadi daerah kawasan, Industri, perdagangan dan dijadikan distribution hub Perdagangan dan Pariwisata.
Ia mengatakan kehadiran perusahaan tersebut untuk mulai membangun pusat logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu adalah untuk bisa memberikan nilai tambah terhadap produk produk unggulan yang ada di Aceh agar secara bertahap tidak lagi di ekspor dalam bentuk raw material tapi bisa diolah di dalam˜kawasan ini sebelum di ekspor, atau sebagai transit hub barang yang sudah diolah di luar kawasan untuk tujuan ekspor.
"Pusat Logistik Berikat akan mampu mendekatkan raw material ke industri sehingga ketepatan waktu dalam produksi tidak lagi menjadi persoalan, serta terhadap barang barang yang di import tidak harus langsung di bayar pajak impornya saat tiba," katanya.
Pihaknya optimistis dengan kehadiran perusahaannya dan perusahaan lainnya di KIA Ladong akan mampu memberikan dampak positif pada semua sektor termasuk membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Multi Moda Transport, Logistics & Supply Chain dengan Core business di Bidang Industri Pertambangan, Perminyakan, Energy serta Perdagangan baik Domestik maupun Internasional yang saat ini sudah memiliki 16 (enam belas) cabang di Indonesia, 2 kantor di luar negeri (Australia & Philippines) serta Networks di 80 negara.
Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim mengatakan selain Trans Continent yang telah berkomitmen berinvestasi di kawasan itu, ada beberapa investor lainnya yang telah menyatakan siap berinvestasi di KIA Ladong.
Ada pun perusahaan yang akan berinvestasi di KIA Ladong tersebut diantaranya perusahaan penghasil batu marmar dan granit, perusahaan yang bergerak bidang perlengkapan rumah tangga, perusahaan yang memproduksi baja ringan dan juga berat, logistik untuk perusahaan besar yang nantinya pengusaha dapat membeli langsung di kawasan itu.
Ia mengatakan Kawasan berikat ini adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan yang hasilnya terutama untuk diekspor.
“Ini hanya tempat penampungan sementara dan ini juga akan menjadi pertimbangan bagi kalangan pengusaha sebab akan memangkas biaya dan juga jarak untuk setiap bahan baku yang selama ini mata rantainya sangat jauh yang ikut berdampak terhadap harga,” katanya.
Pihaknya optimistis perusahaan yang telah menyatakan akan berinvestasi di kawasan Pusat Logistik Berikat tersebut akan mulai terwujud pada tahun 2019 dan ia juga mengatakan kawasan tersebut juga akan menjadi pusat pengembangan industri kecil menengah (IKM) dan olahan makanan halal.
Ia mengatakan apa bila ada perusahaan yang telah menyatakan untuk berinvestasi tersebut tidak serius, pihaknya juga akan memberikan kesempatan kepada pengusaha lainnya.
Kawasan KIA Ladong yang terletak di Gampong Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar memiliki luas sekitar 66 hektare.
Geliat KIA Ladong diharapkan berdampak pada sektor ekonomi, ketersediaan lapangan kerja dan mewujudkan obsesi Pemerintah Aceh untuk menurunkan angka kemiskinan yang dimulai dari Aceh Besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019