Banda Aceh (ANTARA) - Enam tim finalis Aceh Plant Design Competition (APDC) 2022 mempresentasikan ide bisnis untuk pembangunan industri di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun.
"Ide bisnis para peserta finalisasi tersebut akan ditawarkan ke para investor untuk mengimplementasikan ide-ide yang telah dipresentasikan di KIA Ladong dan KEK Arun,” kata Dewan juri APDC 2022, Kasuma Indra di Banda Aceh, Minggu.
Ia menjelaskan dalam kegiatan yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh dan Bank Indonesia itu mereka akan memasukkan situs-situs mereka ke investor mana yang akan mengambil ide-ide mereka untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Ia mengatakan bisnis yang dibutuhkan untuk perkembangan industri di Aceh adalah bisnis yang bisa menampung produk-produk dari perkebunan yang ada di Aceh, ramah lingkungan, dan juga banyak menyerap tenaga kerja.
"Bisnis apa saja selama dia itu tidak dilarang seperti miras dan lain-lain, semua cocok berkembang saat ini karena semua model bisnis saat ini ada di Aceh, dan yang paling penting bahan bakunya ada di Aceh," katanya.
Ia berharap ide-ide kreatif untuk membangun industri di Aceh dapat diimplementasikan baik di dalam kawasan KIA Ladong maupun kawasan ekonomi khusus Arun.
Adapun tim yang maju sebagai finalis dan mempresentasikan usulan bisnis tersebut terdiri dari mahasiswa, akademisi, dan juga pebisnis.
Tim yang mengusulkan ide bisnis di KIA Ladong tersebut yaitu Tim Aceh Candlenut Shell Industry Processing dari Universitas Malikul Saleh dengan ide perancangan pabrik asap cair dari cangkang kemiri berbasis limbah padat industri (Candlenut Shell) dengan kapasitas produksi 9.000 ton/layak, Applause Team dengan ide proyek investasi Byediabet di Kabupaten Aceh Besar, dan Tim Seuramoe dari PT Pembangunan Aceh dengan ide investasi pabrik pakan Aceh.
Kemudian, finalis yang mengusulkan ide bisnis untuk KEK Arun, yaitu Tim Geosa dari Universitas Sebelas Maret dengan ide rancang pabrik Aloyaplast (Arun Elok Kerya Plastik), Tim Seulangan dari PT Pembangunan Aceh dengan ide akuisisi dan revitalisasi pabrik kertas kraft Aceh di Lhokseumawe, dan Tim Delta dari Universitas Samudra dengan ide perancangan pabrik dimetil eter berbasis gasifikasi cangkang sawit dan proses sintesa dua-tahap kapasitas 40.000 ton per tahun.