Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam Sumatra bagian utara (FoSSEI Sumbagut) menyatakan siap mendukung penuh Qanun Lembaga Keuangan syari'ah di Aceh.

Hal tersebut diungkapkan oleh para mahasiswa usai Musyawarah Nasional (Munas) FoSSEI ke XVII, Minggu (22/9) di Universitas Yarsi Jakarta Pusat.

Baca juga: Penyaluran pembiayaan mikro BNI Syariah Banda Aceh 200 persen

Koordinator Komisariat Aceh FoSSEI regional Sumbagut, Maulana Putra mengatakan Aceh menjadi salah satu contoh sebagai kiblat utama Indonesia dalam hal permasalahan menegakkan Syariat Islam yang kaffah.

Menurutnya, belakangan ini beberapa bank dan unit usaha syariah telah bersiap dan memiliki perhitungannya terhadap potensi pertambahan aset pasca berlakunya Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Provinsi Aceh.

Baca juga: Wapres JK tekankan pentingnya penguasaan ekonomi syariah

"Semoga harapannya peraturan tersebut tidak hanya berlaku di wilayah Aceh saja tetapi harapan terbesarnya ialah semoga para kader FoSSEI siap mengajukan untuk dibuatnya Undang-Undang tentang lembaga keuangan syari'ah di Indonesia," ujarnya kepada Antara Aceh.

Lebih lanjut, ia berharap kedepannya lembaga keuangan syariah di Aceh agar benar-benar selalu dalam prinsip menegakkan perekonomian anjuran Rasulullah SAW.

Baca juga: Seluruh perbankan di Aceh wajib terapkan sistem syariah tahun 2020

"Kami dari mahasiswa yang tergabung dalam FoSSEI Sumbagut siap mendukung Qanun Lembaga Keuangan Syariah yang telah disahkan pada tahun 2018 di Provinsi Aceh.  Mari masyarakat Aceh sama-sama kita turut aktif terhadap Qanun lembaga keuangan Syari'ah (LKS) demi kemaslahatan umat dan ajarannya ekonomi Rasulullah," katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan harapannya kepada kader-kader FoSSEI yang ada di Sumbagut khususnya di Aceh, untuk sama-sama mendukung dan menyukseskan suatu kerja keras pemerintah dalam hal yang bertujuan baik di bidang lembaga keuangan di Aceh.

"Kami berharap para kader FoSSEI siap mendukung secara tidak langsung walaupun itu hal-hal kecil seperti dalam hal pembuatan ATM Syari'ah dan juga bagi yang sudah ada memakai ATM konven. Mungkin kita bisa sebagai kader-kader FoSSEI beralih kepada sistem ATM bank syari'ah,” terangnya.

Adapaun Munas FoSSEI ke XVII tersebut dihadiri oleh 205 peserta kader FoSSEI di seluruh Indonesia yang berlangsung selama empat hari yaitu pada Rabu-Sabtu (16-21/9).

Munas FoSSEI dibuka oleh Rektor Universitas Yarsi, Prof Fasli Jalal dan dilanjutkan dengan seminar nasional yang bertajuk "Sinergisitas Sociopreneur dan ZISWAF dalam mengembangkan industri halal di Indonesia".

Dari hasil Munas tersebut melahirkan 5 presidium nasional terbaru 2019/2020 yakni, Agus Sulaiman (STEI Sebi ), Ahmad Fauzan (Universitas Brawijaya), Abdul Muhib Hikam (Universitas Indonesia), Boma Bromodipati (Universitas Diponegoro) dan Adam Adhi Nugraha (Universitas Gadjah Mada).

Pewarta: Mabrur

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019