Meulaboh (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Aceh (DPRA) Teuku Raja Keumangan mendukung penuh penerapan hukuman cambuk bagi pemain game daring Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) di Aceh sebagai pelanggar syariat Islam di daerah dengan julukan ‘Serambi Mekkah’ ini.
“Sebagai wakil rakyat, saya sangat sependapat dengan pernyataan ulama bahwa pelanggar syariat Islam di Aceh seperti pemain game PUBG agar mendapatkan sanksi sesuai aturan syariat Islam yang berlaku di Aceh,” kata Teuku Raja Keumangan, Sabtu.
Seperti diberitakan, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Barat, Teungku Abdurrani Adian menegaskan setiap pemain game daring Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) dan sejenisnya yang mengandung unsur kekerasan atau peperangan, layak dihukum cambuk di muka sebagai pelanggar syariat Islam di Aceh.
Pernyataan ini menyikapi keputusan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh pada Juni 2019 lalu telah mengeluarkan fatwa haram memainkan permainan daring "player unknown battle ground" atau PUBG dan sejenisnya.
Fatwa tersebut dikeluarkan karena permainan daring tersebut menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat khususnya generasi muda, karena permainannya mengandung kekerasan, peperangan sehingga dikhawatirkan berdampak terhadap akhlaq dan psikologis pemain game dimaksud.
Menurut Teuku Raja Keumangan, setiap masyarakat yang tinggal di Provinsi Aceh wajib mengikuti seluruh aturan yang berlaku di Aceh termasuk dalam hal penerapan syariat Islam, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Khusus terhadap permintaan ulama di Aceh yang meminta agar pemain game daring PUBG atau sejenisnya agar dihukum cambuk layaknya pelanggar syariat Islam lainnya di Aceh, ia juga sepakat dan setuju.
Akan tetapi, tentunya rencana pemberian hukuman cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Aceh harus dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat, termasuk dilakukan pembahasan antara ulama, DPRA dan Pemerintah Aceh, agar ketika aturan ini nantinya diberlakukan, masyarakat sudah tahu dan memahami konsekuensinya.
“Sebagai wakil rakyat, saya juga mendorong agar Pemerintah Aceh menyikapi keinginan ulama yang telah mengharamkan game PUBG di Aceh, agar masyarakat yang melanggar fatwa tersebut juga mendapatkan sanksi,” kata Teuku Raja Keumangan menuturkan.
Menurutnya, jika melihat kondisi terkini kehidupan generasi muda di Aceh akibat pengaruh teknologi seperti perkembangan game daring, maka sudah sepantasnya generasi muda di Aceh segera diselamatkan agar ke depan tidak ada generasi muda di Aceh yang melanggar ajaran agama Islam, termasuk melanggar syariat Islam.
“Jadi tidak hanya game PUBG saja, kalau misalnya ada game daring lain yang berpotensi melanggar syariat Islam, saya fikir juga harus mendapatkan perhatian penuh dari ulama dan pemerintah daerah, karena ini menyangkut dengan akhlak dan moral. Kita harus selamatkan generasi muda di Aceh dari kehancuran pengaruh negatif kemajuan tekonologi,” kata Teuku Raja Keumangan menuturkan. (Parlementaria)
Anggota DPRA dukung penerapan hukuman cambuk pemain game PUBG di Aceh
Sabtu, 24 Oktober 2020 21:32 WIB