Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Aceh untuk waspada terhadap potensi gelombang laut tinggi yang mencapai 4 meter di wilayah provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Zakaria Ahmad, Kamis, mengatakan potensi tinggi gelombang itu terjadi dalam tiga hari kedepan, begitu juga dengan curah hujan di sebagian Aceh.
"Waspada tinggi gelombang di wilayah Perairan Utara Sabang, Barat Selatan Aceh, Selat Malaka bagian Utara, Sumadera Hindia Barat Aceh dan sekitarnya yang dapat mencapai 4 meter lebih," kata Zakaria saat dihubungi dari Banda Aceh.
Dia menjelaskan, perkiraan tinggi gelombang laut wilayah Sabang-Banda Aceh dan Utara - Timur Aceh mencapai 2.50 meter, kemudian perairan Utara Sabang, Barat Selatan Aceh dan Selat Malaka bagian Utara yang mencapai 4 meter.
Serta Samudera Hindia Barat Aceh yang tinggi gelombang mencapai mencapai 4 hingga 6 meter, katanya lagi.
Selain mengingatkan potensi tinggi gelombang laut, warga juga diminta waspada bencana alam yang disebabkan intensitas hujan, mengingat sejumlah wilayah Aceh dilanda hujan ringan hingga berat dalam tiga hari kedepan.
Beberapa daerah yang berpotensi hujan ringan hingga berat di Aceh seperti Aceh Utara, Bener Meriah, Langsa, Lhokseumawe, Gayo Lues, Aceh Tamiang, Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Timur.
Sedangkan sejumlah kabupaten/kota lainnya kondisi cuaca mulai dari cerah berawan, serta hujan ringan hingga sedang.
Menurut Zakaria, pada dasarnya hujan yang terjadi di Aceh disebabkan karena ada anomali suhu muka laut di Samudra Hindia Barat Sumatera, Selat Malaka dan juga di Laut Benggala yang menyebabkan penambahan uap air di anomali suhu muka laut tersebut yang berpengaruh ke daratan Aceh.
"Disamping itu juga karena adanya belokan angin di atmosfir Aceh, sehingga beberapa daerah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat dalam dua atau tiga hari kedepan," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk waspada bencana alam yang disebabkan curah hujan seperti banjir dan tanah longsor, terutama wilayah pesisir dan Aceh bagian tengah.