Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Besar Mawardi Ali tidak lulus skrinning akibat faktor kesehatan sehingga batal melaksanakan vaksin.
“Vaksin sinovac sangat penting di tengah kondisi pandemi dan Kita akan terus melakukan sosialisasi. Yang penting utamakan protokol kesehatan," katanya di Aceh Besar, Jumat.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela meluncurkan penyuntikan perdana vaksin sinovac di RSUD Aceh Besar di Indrapuri.
Bupati Mawardi Ali dan beberapa pejabat lainnya tidak lulus skrining karena faktor kesehatan.
Di awal peluncuran, dari 16 pejabat yang ikut skrining, hanya 12 orang yang bisa divaksin sinovac, sedangkan 4 orang lainnya gagal karena tidak memenuhi syarat kesehatan.
Menurut dia vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengobati dan memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19.
"Vaksin sinovac sudah diluncurkan di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh,” katanya.
Ia menyebutkan untuk Aceh Besar sudah 5.080 dosis yang sudah masuk dan vaksin tersebut sudah melalui proses uji laboratorium yang cukup ketat.
Ia berharap agar masyarakat tidak perlu takut divaksin, karena dengan vaksinasi tersebut dapat memberi dampak yang lebih baik dalam penanganan COVID-19.
Mawardi Ali menambahkan vaksin tersebut ditanggapi beragam oleh masyarakat, bahkan banyak informasi hoak yang beredar di media sosial.
Namun, katanya, pemerintah telah memikirkan bahwa vaksin itu untuk menyelamatkan rakyat dari COVID-19.
"Kami mengajak semua perangkat pemerintah, media terus mensosialisasikan terhadap vaksinasi ini," katanya.
Sementara, Kadinkes Aceh, dr. Hanif yang juga menyaksikan vaksinasi tersebut mengatakan, tahap pertama hanya dua daerah yang divaksin yakni Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sedangkan kabupaten/kota lainnya akan dilaksanakan vaksin mulai 15 Februari mendatang.
Bupati Aceh Besar batal divaksin
Jumat, 15 Januari 2021 22:36 WIB