Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Ketua dan Komisioner Komnas Perempuan menemui pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh untuk membicarakan alokasi anggaran bagi penanganan kekerasan perempuan di provinsi itu.
Delegasi Komnas Perempuan diterima Wakil Ketua DPRA T Irwan Djohan dan Tarmizi, anggota Komisi VI DPRA di Gedung DPRA di Banda Aceh, Kamis.
Delegasi Komnas Perempuan dipimpin langsung Ketua Komnas Perempuan Azriana. Turut serta Nina Nurmila yang juga komisioner Komnas Perempuan, dan lainnya.
Dalam pertemuan itu, Ketua Komnas Perempuan Azriana mengharapkan perhatian serius parlemen Aceh terhadap kasus-kasus kekerasan anak dan perempuan selama ini trennya semakin meningkat.
"Di sisi anggaran, kami berharap DPRA meningkatkan alokasi dana bagi kegiatan pendataan dan pendokumentasian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata dia.
Selain itu, kata dia, Komnas Perempuan juga mengharapkan DPRA menganggarkan tempat perlindungan, pemulihan, dan pendampingan bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
Kemudian, sebut dia, juga ada anggaran pengadaan kendaraan bermotor untuk mobilitas relawan dalam menangani perempuan yang menjadi korban kekerasan.
"Dan yang paling penting meningkatkan anggaran program kampanye pencegahan terjadinya kekerasan terhadap perempuan melalui media massa maupun media luar ruangan," kata Azriania.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRA T Irwan Djohan menyatakan pihaknya serius menyikapi persoalan kekerasan yang dialami perempuan. Dan anggaran untuk itu akan ditingkatkan.
"Anggaran pendataan dan pendokumentasian perlu ditingkatkan untuk mengetahui jumlah kasus yang faktual, sehingga dapat diketahui akar masalah dan dicarikan solusinya," kata dia.
T Irwan Djohan yang juga Ketua Partai Nasdem Banda Aceh itu mengatakan pihaknya akan meminta instansi terkait melibatkan lembaga swadaya pemerintah menyusun program pencegahan, perlindungan, dan penanganan perempuan korban kekerasan.
"Program ini segera disusun agar dapat dianggarkan pada APBA 2016. Tujuannya untuk memperkuat sumber daya dalam menekan kekerasan terhadap perempuan," kata T Irwan Djohan.