Banda Aceh (ANTARA) - Dua tahun terakhir, kita dihadapkan dengan kondisi yang sangat sulit. Badai Pandemi COVID-19 yang menerpa, tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari sosial kemasyarakatan, tetapi juga sangat berdampak pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Jenis varian virus corona pun terus bermunculan, dari varian Delta yang mendominasi pada tahun 2021 hingga varian Omicron yang menyambut pada awal tahun 2022.
Setiap daerah di Indonesia pun berlomba-lomba untuk mencapai herd immunity sebagai langkah utama untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Berkat kerja keras semua pihak, progres vaksinasi di Provinsi Aceh terus meningkat dengan total realisasi 90 persen untuk realisasi vaksin pertama dan 45 persen untuk vaksin kedua.
Butuh sinergi berbagai pihak untuk dapat terus meningkatkan realisasi vaksinasi di Aceh. Walau begitu, masyarakat dan pihak Pemerintah harus terus bekerja sama agar realisasi vaksinasi di Provinsi Aceh terus meningkat.
Realisasi Investasi Didominasi PMDN
Mengutip apa yang disampaikan oleh Doreen Virtue bahwa every storm in your life is followed by a rainbow, tahun 2021 menjadi tahun pencapaian gemilang bagi realisasi investasi di Aceh di tengah kondisi yang sulit. Dari data yang diumumkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Aceh, realisasi investasi Aceh tahun 2021 mencapai Rp. 10.899,6 Milyar yang terdiri atas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar Rp 7.931,6 Milyar (72,77 persen) dan PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar Rp. 2.968 Milyar (27,23 persen).
Walaupun masih didominasi oleh PMDN, tren investasi di Aceh menunjukkan adanya peningkatan Penanaman Modal Asing, dimana pada tahun 2020 PMA hanya menyumbang sebesar 8,10 persen dari total realisasi investasi di Aceh dan jumlah tersebut meningkat drastis menjadi 27,23 persen di tahun 2021.
Capaian ini juga meningkat 19,63 persen dibandingkan capaian realisasi tahun 2020, melebihi 163,90 persen dari target RPJMA, dan 201,84 persen dari target BKPM.
Realisasi investasi yang gemilang ini menjadi harapan besar yang dapat mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di Aceh. Pencapaian di tengah pandemi ini menunjukkan bahwa investor asing memiliki ketertarikan terhadap proyek-proyek investasi yang ada di Aceh. Pencapaian ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk meningkatkan investasi asing masuk ke Aceh dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Aceh.
Investasi Menyerap Tenaga Kerja
Realisasi investasi di Aceh pada tahun 2021 berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 15.279 orang, dengan serapan 15.260 TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan 19 TKA (Tenaga Kerja Asing). Jumlah tersebut meningkat sebesar 49 persen dari jumlah penyerapan tenaga kerja tahun 2020. Pentingnya tercipta lapangan pekerjaan dari proyek investasi juga menjadi tolak ukur keberhasilan realisasi investasi serta dampak yang diberikan bagi kehidupan sosial masyarakat Provinsi Aceh.
Pencapaian gemilang realisasi investasi di tengah keadaan yang sulit ini menjadi harapan sekaligus batu loncatan untuk dapat terus meningkatkan realisasi investasi Aceh yang merupakan salah satu faktor pendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Aceh.
Terdapat empat alasan penting mengapa investasi harus ditingkatkan di suatu daerah. Pertama, Korelasi positif antara investasi dengan Produk Domestik Bruto (PDB), jika investasi naik, maka PDB cenderung meningkat. Kedua, investasi memiliki dampak positif bagi pembangunan infrastruktur daerah. Peningkatan PDB akan mendukung upaya pembangunan dari pemerintah daerah. Ketiga, Investasi akan menumbuhkan iklim bisnis daerah. Semakin banyak investasi yang dilakukan, maka akan semakin banyak muncul bisnis dari berbagai sektor. Keempat, banyaknya investasi dan munculnya bisnis baru dari berbagai sektor akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Pentingnya Komitmen dan Sinergi
Pada tanggal 12 April 2021, Gubernur Aceh menerbitkan SK Gubernur Aceh No.570/1052/2021 tentang pembentukan satuan tugas percepatan investasi Aceh sebagai komitmen Pemerintah Aceh dalam menarik investasi di daerahnya. Satgas Percepatan Investasi Aceh dibentuk untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing Aceh dalam perekonomian nasional dan internasional. Target dan sasaran satgas percepatan investasi Aceh antara lain untuk meningkatkan realisasi investasi, penyelesaian izin investasi yang efisien dan mudah, serta menciptakan proyek investasi clean and clear yang sudah siap untuk ditawarkan atau Investment Project Ready to Offer (IPRO).
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia terus mendorong peningkatan investasi dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi. Investasi berperan penting dalam pembiayaan pembangunan ekonomi daerah, pembukaan lapangan kerja, memperkuat pergerakan ekonomi daerah oleh sektor swasta, serta mampu meningkatkan kemampuan Sumber Daya manusia (SDM).
Bank Indonesia juga menjadi bagian dari linkage GIRU (Global Investor Relations Unit) – IRU (Investor Relations Unit) – RIRU (Regional Investor Relations Unit) yang memiliki jaringan di tingkat global melalui lima kantor perwakilan BI di luar negeri yaitu London, New York, Beijing, Tokyo, dan Singapura. Kantor perwakilan luar negeri Bank Indonesia dapat berperan sebagai ‘network’ dalam menjaring investor-investor potensial.
Sementara itu, Bank Indonesia Provinsi Aceh yang berperan sebagai RIRU siap membantu dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memetakan proyek-proyek clean and clear, mempersiapkan proyek-proyek potensial, dan memfasilitasi promosi proyek serta upaya debottlenecking apabila ditemukan hambatan dan kendala dalam proyek-proyek tersebut.
Dalam rangka peningkatan investasi di daerah, diperlukan sinergi yang erat antar lembaga. Bank Indonesia Provinsi Aceh terus bersinergi bersama dengan DPMPTSP dan dinas terkait sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Provinsi Aceh dalam peningkatan investasi di Aceh untuk terus mempromosikan proyek investasi di Aceh guna meningkatkan persepsi positif,serta menarik investasi di Provinsi Aceh demi mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di Aceh. Yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.