Banda Aceh (ANTARA) - Baitul Mal Aceh (BMA) memberikan bimbingan teknis (bimtek) kenaziran kepada 30 pengelola wakaf dalam upaya meningkatkan kapasitas para nazir agar lebih profesional dalam mengelola harta wakaf di Aceh
“Nazir yang dibutuhkan saat ini adalah yang memiliki sudut pandang kewirausahaan dan mampu mendorong serta menggerakkan umat untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Ketua Badan Baitul Mal Aceh, Mohammad di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan nazir yang mampu menggerakkan umat akan sangat efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah umat di bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, syiar, dan pemberdayaan ekonomi.
Menurut dia nazir yang profesional sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan keumatan tersebut.
Ia juga menyampaikan, setelah bimtek ini para nazir harus segera duduk dan membuat blue print wakaf di Aceh.
“Mereka diminta untuk merumuskan pola sensus wakaf serta model-model pemberdayaan wakaf produktif yang menjadi rujukan bagi nazir lainnya di Aceh. Ini sejalan dengan semangat yang dicontohkan manajemen wakaf Baitul Asyi di Mekkah,” katanya.
Ia mengajak para nazir untuk terus memacu diri dalam menjadi wakif atau nazir sehingga menciptakan proyek-proyek wakaf yang monumental.
Kepala Bidang Pemberdayaan Baitul Mal Aceh, Abdussalam mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari sejak 25 sampai dengan 27 Juli 2022.
Ada pun yang menjadi pemateri, yaitu Ketua Dewan Pertimbangan Syariah BMA Prof Alyasa’ Abubakar, Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Aceh, Kepala Inspektorat Aceh, Ketua Badan BMA dan Kepala Sekretariat BMA.
“Bimtek ini mengangkat tema ‘meningkatkan kapasitas SDM nazir wakaf produktif’ yang diikuti oleh 30 perserta dari 15 Kab/Kota seluruh Aceh,” kata Abdussalam.
Pihaknya berharap dengan adanya kegiatan tersebut terbinanya wakaf produktif yang profesional dalam melestarikan harta wakaf, menjadikan nazir berintegritas, serta lahirnya nazir yang mampu membangun kemitraan bisnis dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah.