Banda Aceh (ANTARA) - Peserta luar Aceh ikut serta dalam Kemah Perkusi yang akan digelar di Pantai Kreung Leupung, Kabupaten Aceh, kata Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal.
“Kemah Perkusi ini merupakan rangkaian kegiatan dalam perhelatan akbar, Festival Perkusi yang di pusatkan di Taman Bustanussalatin, Kota Banda Aceh pada 29-31 Juli 2022,” katanya di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan kegiatan yang digelar Disbudpar Aceh itu merupakan salah satu dari deretan event ‘Khazanah Piasan Nanggroe’ dan juga masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 Kemenparekraf RI.
Almuniza mengatakan Kemah Perkusi tersebut turut diikuti peserta dari sejumlah provinsi di Indonesia, serta grup perkusi dari negara tetangga, Nadi Singapura.
"Ada sekitar 100 peserta dengan 50 tenda di acara kemah nanti. Pesertanya, selain dari Aceh ada juga dari luar daerah lain, seperti Bandung, Depok, Kepulauan Riau dan Jakarta. Tak hanya itu, peserta dari luar negeri juga ikut andil secara daring,” katanya.
Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah menambahkan, Festival Aceh Perkusi merupakan event penting dan strategis, karena dapat dijadikan sebagai momen yang tepat untuk promosi, edukasi, membangun relasi, mengembangkan kreativitas, dan melakukan interaksi seni secara luas.
"Pada kegiatan Kemah Perkusi sendiri, para peserta akan mendatangi lokasi kemah pada 28 Juli 2022. Selama perkemahan, mereka nanti akan diimplementasikan tentang konsep klinik perkusi dan belajar ritem perkusi Aceh, begitu juga dengan Rapai Pasee dan Rapai Grimpheng,” katanya.
Sementara itu, Imam Juaini selaku project manager kegiatan mengatakan, festival dengan tema “Permata Tanah Serambi” bertujuan sebagai catatan bahwa kekayaan dan keberagaman perkusi di tengah-tengah masyarakat Aceh begitu beragam, atraktif dan unik.
"Para peserta Kemah Perkusi nantinya juga akan melakukan kolaborasi antara perkusi Aceh dengan perkusi luar, begitu juga dengan peserta dari luar negeri, juga akan berbagi bagaimana dengan perkusi mereka secara daring,” kata Imam.
Selain mengimplementasikan konsep-konsep perkusi, dalam kegiatan ini juga akan diperkenalkan kuliner khas Aceh.
"Setelah Kemah Perkusi, mereka akan berkumpul di Taman Sari untuk mengikuti kegiatan puncaknya. Semoga kegiatan ini mampu menjadikan perkusi sebagai identitas musik budaya masyarakat Aceh, yang harus dijaga dan dikembangkan dalam upaya mempertahankan eksistensinya di tengah kondisi perubahan zaman," katanya.