Camat Kecamatan Kuala Baru Gusrianto di Singkil, Jumat mengatakan, ribuan warganya terpaksa harus memanfaatkan perahu robin sebagai alat transportasi untuk menuju Ibukota Aceh Singkil, karena belum adanya akses jembatan penghubung.
"Hal itu sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu sampai dengan saat sekarang masyarakat Kecamatan Kuala Baru masih memanfaatkan perahu sebagai jasa penghubung, karena belum memiliki infrastruktur jembatan," ujarnya.
Gusrianto menjelaskan, Kuala Baru adalah sebuah kecamatan yang berada di pedalaman Kabupaten Aceh Singkil dan memiliki 4 desa, yakni Desa Kayu Menang, Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan Desa Suka Jaya, dengan jumlah penduduk sekitar 3.000 jiwa.
Masyarakat yang bermukim pada empat desa di pedalaman Aceh Singkil tersebut mata pencaharian sehari-hari sekitar 95 persen bergantung hidup pada sektor kelauatan, yakni nelayan tradisonal.
Kecamatan Kuala Baru selain berada di pedalaman juga merupakan sebuah daerah yang masih terisolir, karena saat berpergian ke Ibu kota kabupaten, masyarakat harus naik perahu robin untuk menyisiri sungai besar dan kanal kecil dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
"Satu-satunya harapan masyarakat Kecamatan Kuala Baru sejak dari Gubernur Aceh Ibrahim Hasan sampai dengan sekarang adalah dapat terwujudnya pembangunan infrastruktur jembatan penghubung ini," katanya.
Gusrianto mengakui bahwa program pembangunan jembatan penghubung sepanjang 360 meter di atas bandaran sungai besar Kuala Baru tersebut memang sudah mulai direalisasikan oleh Pemerintah Pronvinsi Aceh pada tahun 2014, tetapi baru sebatas pembangunan abutment.
"Memang jembatan itu sudah mulai dibangun sejak 2014. Pada tahap pertama Pemerintah Aceh membangun satu abutment di sebelah timur dengan jumlah anggaran sekitar Rp8 miliar dan tahun berikutnya dialokasikan lagi sebesar Rp4 miliar," katanya.
Ia mengatakan, selama dua tahun anggaran sebanyak Rp12 miliar tersebut, proses pembangunan infrastruktur jembatan penghubung tersebut hanya menghasilkan satu abotment ditambah beberapa titik tiang pemancang jembatan.
"Jadi, pada tahun ini proses pembangunan jembatan itu sepertinya tidak dilanjutkan lagi, karena pemerintah provinsi tidak mengalokasikan anggaran pembangunan lanjutan, sehingga abutment dan beberapa titik tiang pemancang tersebut sudah terbengkalai," tutur dia.
Kepada Pemerintah Pusat, Camat ini berharap mau ikut campur terhadap pembangunan jembatan impian masyarakat Kecamatan Kuala Baru, karena jika sudah turun tangan secara otomatis pembangunan infrastruktur ini dalam waktu dekat segera terwujud.
"Kalau pembangunan jembatan ini sudah terwujud, saya yakin dalam waktu dekat ribuan masyarakat yang bermukim dipedalaman Aceh Singkil ini akan menjadi maju karena telah terdokrak ekonomi masyarakat," demikian Gusrianto.