Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan selama dua sesi berturut-turut tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat, namun masih bertahan di atas level psikologis 1.650 dolar AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 2,20 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 1.654,1 dolar AS per ounce, setelah mencapai level terendah sesi di 1.648,00 dolar AS.
Pekan lalu, emas berjangka meningkat 7,40 dolar AS atau 0,50 persen, setelah pekan sebelumnya kehilangan lebih dari 60 dolar AS atau 3,50 persen.
Emas berjangka melonjak 19,50 dolar AS atau 1,19 persen menjadi 1.656,30 dolar AS pada Jumat (21/10/2022), setelah terdongkrak 2,60 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.636,80 dolar AS pada Kamis (20/10/2022), dan anjlok 21,60 dolar AS atau 1,3 persen menjadi 1.634,20 dolar AS pada Rabu (19/10/2022).
Dolar naik tipis pada perdagangan Senin (24/10/2022) meskipun ada dugaan intervensi valuta asing lain oleh Jepang, dan sempat berubah negatif, setelah data PMI awal S&P menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada Oktober.
Namun demikian, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS mendukung emas. Emas menemukan dukungan tambahan karena S&P Global melaporkan pada Senin (24/10/2022) bahwa Indeks Output Komposit PMI (Indeks Manajer Pembelian) AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 47,3 pada Oktober dari pembacaan akhir 49,5 pada September.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember terangkat 12,3 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 19,189 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 7,30 dolar atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada 926,60 dolar AS per ounce.
Emas turun tipis 2,20 dolar AS tertekan "greenback"
Selasa, 25 Oktober 2022 6:48 WIB