Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dr. dr. Agus Supriyadi, Sp.OG, Subsp.FER. M.Kes, MPH mengatakan pasangan suami istri yang sudah menikah lama namun belum dapat momongan agar tidak ragu mengikuti program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.
Menurut dokter yang berpraktik di RSAB Harapan Bunda itu, dokter-dokter di Indonesia saat ini sudah sangat kompeten bahkan bisa dikatakan kemampuannya sejajar dengan dokter-dokter di negara maju.
"Kita ini sudah sejajar dengan prestasi medis di luar negeri, jadi enggak usah khawatir untuk ikut program bayi tabung. Dokter-dokter obgyn di Indonesia sudah sama kompetennya dengan dokter-dokter asing di negara yang sudah maju," kata Agus dalam bincang-bincang kesehatan "Cara Cerdas Mempersiapkan Kehamilan" yang disiarkan langsung di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis.
"Keberhasilan bayi tabung kita sudah hampir sama dengan keberhasilan di negara maju atau di angka rata-rata dunia. Artinya, peluang seorang pasutri untuk melakukan program bayi tabung di Indonesia atau luar negeri itu sama," kata dia,
Ia mengatakan, program bayi tabung dapat menjadi salah satu pilihan solusi yang patut dipertimbangkan jika pasangan suami istri mengalami masalah infertilitas atau gangguan kesuburan yang menyebabkan sulit hamil.
Sebelum menjalani program bayi tabung, Agus mengatakan suami istri harus melakukan persiapan mulai dari waktu hingga menjaga kesehatan seperti dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan berolahraga.
Agus mengatakan bahwa kasus infertilitas semakin meningkat setiap tahun dalam 10 tahun terakhir. Adapun penyebabnya, menurut dia, bisa berasal dari pihak suami maupun istri.
"Kurang lebih di atas 45 persen itu faktor suami, bisa karena gaya hidup dia seperti merokok, polusi udara, pekerjaannya terpapar radiasi, sehingga mempengaruhi perkembangan spermatozoanya," kata dia.
Sedangkan infertilitas pada istri, kata Agus, bisa disebabkan oleh tersumbatnya saluran telur, keputihan yang abnormal, dan infeksi di sekitar area kewanitaan.
Selain itu, kata dia, faktor pertambahan usia juga dapat mempengaruhi kualitas sperma suami dan sel telur istri, yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada tingkat kesuburan.
"Kami, dokter-dokter di Indonesia, sudah bertekad untuk membantu saudara-saudara kita terutama dalam bidang fertilitas, kami sudah sejajar dengan negara maju. Jadi, tidak usah khawatir. Ke depannya, kita berharap kelak nanti penyakit infertilitas dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan," kata Agus.