Calang (ANTARA) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agus Arianto menyatakan telah menurunkan tim untuk mengatasi konflik satwa liar baik gajah maupun harimau dengan manusia di wilayah tersebut.
“Setelah mendapatkan informasi terkait ada harimau menerkam tiga ekor sapi teman-teman kita sudah mulai turun ke lapangan kemarin untuk menuju ke lokasi, bahkan kami kemarin bukan dari warga mendapatkan laporan namun dari kawan-kawan media,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agus Arianto di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan selain tim yang menghalau harimau tim dari CRU untuk menghalau gajah juga sudah duluan bergerak ke lokasi di mana tempat konflik satwa liar tersebut.
“Tim menghalau harimau sudah bergerak dan tim menghalau gajah dari CRU Aceh Jaya juga sudah duluan merespon,” katanya.
Agus mengatakan untuk kasus harimau pihaknya tidak bisa serta merta menangkap namun pihaknya perlu mengecek lokasi karena itu pasti berdekatan dengan wilayahnya dan akan di dorong harimau tersebut untuk dihalau hingga masuk ke wilayahnya kembali.
“Yang jelas sejauh bisa kita tangani akan kita upaya melakukan penanganan semaksimal mungkin,” katanya.
Menurut dia Aceh Jaya masuk salah satu kabupaten yang sering terjadi konflik gajah liar seperti di Kecamatan Teunom, selain itu Kabupaten lain juga ada yang sering melaporkan seperti Pidie, Pidie Jaya, Aceh Selatan, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Teungah dan di beberapa Kabupaten itu sering terjadi konflik Satwa liar dan Manusia.
Ia juga berharap kepada masyarakat jika terjadi konflik satwa bisa langsung menghubungi Call Center BKSDA Aceh yaitu 0853 6283 6024.
Agus juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat kalau konflik satwa tersebut sebenarnya tidak serta merta terjadi dan perlu peran semua pihak untuk menjaga melindungi dan melestarikan habitat satwa liar tersebut.
“Caranya yaitu tidak melakukan perambahan hutan, illegal minning karena itu dapat menimbulkan dampak terhadap satwa liar tersebut sehingga menimbulkan interaksi negative dengan manusia,” katanya.