Gelar silaturahmi akbar, Pj Bupati dan 730 keuchik di Pidie gunakan pakaian adat

Sigli (ANTARA) - Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiwanto mengumpulkan 730 keuchik serta ulama dayah dalam rangka silaturahmi akbar menyambut Ramadhan di lapangan Tiro dengan menggunakan pakaian adat Aceh. 

“Pakaian adat yang dikenakan ini untuk meningkatkan kembali semangat kepribadian bangsa yang berkarakter budaya, karena tanpa budaya dinilai tidak mempunyai kepribadian,” kata Wahyudi Adisiwanto, di Pidie, Senin. 

Dalam silaturahmi itu, hanya para ulama yang tergabung dalam HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) Pidie yang menggunakan sarung dan baju koko.

Wahyudi mengatakan, perkumpulan ini merupakan silaturahmi akbar dengan keuchik dan seluruh ulama di Pidie guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan ketaqwaan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Hadirnya ulama pada agenda silaturahmi ini guna memagari para pemuda dan masyarakat dari hal yang tidak diinginkan, sehingga semboyan salam Pidie mulia terbentuk pada diri setiap masyarakat di sana.

Pada kesempatan itu juga, Pj Bupati secara resmi mencanangkan gerakan pagar bambu putih sebagai simbol kepedulian terhadap seluruh masyarakat dengan dipagari atau dijaga beberapa elemen yang baik untuk masyarakat serta lingkungan.

"Silaturahmi itu juga sebagai salah satu cara menggalang kebersamaan yang didasarkan pada rasa kasih sayang," ujar Wahyudi. 

Sementara itu, Kadis DPMG Pidie Mutiin mengatakan, kegiatan tersebut guna memperkuat tali persaudaraan, serta terjaganya kekompakan masyarakat guna mewujudkan Gampong yang sejahtera, steril, indah, dan asri lingkungannya melalui gerakan pagar bambu putih.

“Semoga dengan gerakan yang telah kita sepakati dapat menjadikan Pidie sejahtera serta dipagari sehingga dapat melindungi masyarakat dari hal hal yang dapat merusak anak bangsa,” kata Mutiin.

Dalam kesempatan ini, Ketua HUDA Pidie Waled Rasyidin Ahmad menyampaikan, terwujudnya acara ini tidak terlepas dari diskusi panjang antara Gubernur Aceh dengan Petuah Muda Aceh yang risau melihat kondisi Aceh hari ini yang cenderung tumbuh berkembang seperti terlihat seperti tidak mendasari adat lagi. 

“Karena itu melalui agenda ini kami mengajak warga Pidie untuk menyambut baik program yang telah dicanangkan, sehingga benar-benar menjadikan Pidie ini berkah,” demikian Waled Rasyidin.