Banda Aceh (ANTARA) - Meudikee raya (zikir akbar) dan buka puasa bersama ratusan masyarakat dengan sajian kanji rumbi di pelataran Masjid Raya Baiturrahman mengawali pembukaan Aceh Ramadhan Festival (Ramfest) di Banda Aceh.
“Aceh Ramadhan Festival adalah salah satu event yang ditunggu-tunggu masyarakat lokal dan wisatawan negeri jiran. Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada berbagai pengalaman kajian keagamaan dan pelestarian tradisi budaya yang melekat di bulan Ramadhan yang hanya ada di ‘Serambi Mekkah’ Aceh,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal di Banda Aceh, Minggu.
Ia menjelaskan Aceh Ramfest yang telah memasuki tahun kelima ini dikemas dengan beragam kegiatan dan melibatkan banyak pihak.
Ia mengatakan acara yang masuk 100 besar event unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atau Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 ini juga merupakan pra event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) yang akan berlangsung pada Agustus mendatang.saat memberikan sambutan.
Kegiatan mengusung tema ‘Spiritual Journey in Serambi Mekkah’, Aceh Ramfest yang digelar di Lapangan Eks Hotel Aceh akan berlangsung hingga 13 April mendatang.
“Setiap hari kita menyiapkan takjil kanji sekitar sepuluh beulangong di pelataran Masjid Raya Baiturrahman dan bazaar Ramadhan di Lapangan Eks Hotel Aceh. Kemudian ada kirab Ramadhan dan ada panggung pekan anak soleh, yang dikolaborasikan dengan Polresta Banda Aceh,” katanya.
Aceh Ramfest berkolaborasi dengan sejumlah pihak dan melibatkan pelajar, santri, komunitas, dan pelaku UKMK kreatif.
“Semoga dengan kolaborasi bersama Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Pemko Banda Aceh, Polresta Banda Aceh, UPTD Masjid Raya Baiturrahman, serta seluruh unsur lainnya bisa terus mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh. Insya Allah, kolaborasi ini akan terus diperkuat dan dilaksanakan secara bersama-sama,” katanya
Dr Tgk A Gani Isa mewakili Ketua MPU Aceh berpesan kepada Disbudpar agar setiap pelaksanaan kegiatan kebudayaan dan kepariwisataan dilaksanakan dalam perspektif Islam.
“Setiap event budaya yang diselenggarakan pemerintah dan komunitas tertentu, tidak boleh menyusup unsur-unsur yang mengarah kepada kemaksiatan. Kemudian, event tersebut harus diselenggarakan dengan tujuan untuk kemaslahatan rakyat dalam membangun sentra-sentra ekonomi kerakyatan, dan ini hukumnya diperbolehkan,” katanya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq menilai pelaksanaan Aceh Ramfest terdapat nilai syiar Islam dan aspek perekonomian lantaran melibatkan banyak unsur.
“Masyarakat di luar Kota Banda Acah harus melihat langsung bagaimana keunikan kota ‘Serambi Mekkah’. Insya Allah kita akan konsisten dengan penerapan syariat Islam, berpikir global dengan tetap menonjolkan kearifan lokal,” katanya.