Bakat dan kegemaran dengan dunia jurnalistik "ditemukan" dari suatu keadaan yang membuat alumni FISIP Universitas Jember (Unej) ini, rajin menulis di berbagai surat kabar terkemuka di Jawa Timur ketika itu.
Munir muda aktif menulis artikel di rubrik "Opini Mahasiswa" agar bisa meneruskan kuliah hingga lulus, karena orang tua, yang hanya dengan ibunda Ny. Rukmini (sejak ditinggal ayahnya yang meninggal dunia), sudah tak mampu membiayai kuliahnya lagi.
"Sudah enggak mampu lagi membiayai kamu kuliah. Silahkan cari uang sendiri, atau berhenti kuliah, kata ibu saya," kenang Munir, yang saat itu kuliah di semester VI.
Baca juga: Akhmad Munir resmi dilantik menjadi Direktur Utama LKBN ANTARA
Munir ditinggal ayahnya Fathorasyid sejak SMA kelas 1 tahun 1982 dan ibunya hanya tukang jahit pakaian.
Sejak itu, Munir hampir setiap hari menulis artikel di beberapa surat kabar harian yang terbit di Surabaya dan dari tulisan itu, mendapat honor untuk membiayai kuliahnya hingga lulus.
"Satu tulisan artikel saat itu mendapat honor Rp15-25 ribu," katanya.
Sejak itu, Munir hampir setiap hari menulis artikel di beberapa surat kabar harian yang terbit di Surabaya dan dari tulisan itu, mendapat honor untuk membiayai kuliahnya hingga lulus.
"Satu tulisan artikel saat itu mendapat honor Rp15-25 ribu," katanya.