Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mencari berbagai alternatif obat berbasis tumbuhan yang berkhasiat untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Salah satunya adalah daun johar, yang punya potensi sebagai obat malaria.
"Keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah memberikan peluang besar untuk menjelajahi khasiat tumbuhan lokal dalam mengatasi tantangan kesehatan tersebut," kata Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian di Jakarta, Senin.
Amarulla mengatakan penelitian-penelitian terkini menunjukkan bahwa berbagai jenis tumbuhan mengandung senyawa aktif potensi antimikroba, antivirus, dan antiinflamasi yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan obat-obatan baru. BRIN memiliki beberapa fokus dalam menemukan kandidat obat-obatan baru yang terbuat dari produk alami, yaitu pengembangan tanaman obat sebagai sumber bahan baku anti-virus hepatitis B dan C.
Baca juga: Mahasiswa USK olah daun asam jawa jadi shampo kucingKemudian, pencarian kandidat antiinfeksi dari jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan obat Indonesia dan riset pengembangan obat antimalaria baru dari daun johar.
"Semua riset tersebut adalah inovasi yang baru... mencegah orang sakit jauh lebih baik daripada mengobati orang sakit," ucap Amarulla.
Berdasarkan hasil riset BRIN, tanaman johar menjadi kandidat obat baru untuk penyakit malaria. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.
Periset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Yuli Widyastuti memaparkan penelitian terhadap johar telah dilakukan secara intensif dari berbagai aspek mulai dari pra-klinik sampai uji klinik fase I dan fase II (dalam bentuk ekstrak).
Johar memiliki keunggulan pertumbuhan cepat, tahan kekeringan, dan kosmofit. Hasil uji klinik fase I memastikan ekstrak johar aman terhadap fungsi hati dan ginjal pasien.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN cari alternatif obat berbasis tumbuhan untuk penyakit infeksi