Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyatakan kisahnya bisa bersahabat dan bersekutu dengan eks panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf (Mualem) yang dulu saling perang, menjadi sejarah langka di dunia.
"Ini saya kira suatu kejadian yang langka di sejarah dunia. Saya mantan panglima Kostrad, Jenderal Kopassus, sementara Muzakir Manaf mantan Panglima Aceh, kok kita bisa bersatu. Ini yang di luar pemikiran banyak orang," kata Prabowo di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo Subianto dalam sambutannya pada silaturahmi dengan ulama dan tokoh masyarakat Aceh bersama Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang turut dihadiri Muzakir Manaf, di Banda Aceh.
Baca juga: Relawan Prabowo-Gibran ditembak di Sampang, Prabowo: Kita lihat nanti hasil penyelidikannya
Dengan kedekatan emosional dan rekonsiliasi yang telah terjadi selama ini, kata Prabowo, menjadi bukti bagaimana persatuan menjadi bagian yang terpenting bagi negeri ini.
Dalam kesempatan ini, Prabowo juga mengapresiasi dan terima kasih kepada rakyat Aceh karena telah memberikan dukungan besar saat dirinya berjuang dalam Pilpres 2019 lalu.
"Kita saling merangkul, jadi ini yang buat saya selalu emosional, puncaknya pemilihan Presiden lalu. Salah satunya, saya dapat dukungan paling besar di Aceh. Saya minta maaf sesudah kalah, saya belum ke Aceh," ujarnya.
Prabowo dan Mualem, bersekutu dengan eks panglima GAM jadi sejarah langka di dunia
Selasa, 26 Desember 2023 21:29 WIB
![Prabowo dan Mualem, bersekutu dengan eks panglima GAM jadi sejarah langka di dunia](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2023/12/26/antarafoto-kunjungan-prabowo-sby-di-masjid-raya-baiturrahman-261223-apls-3.jpg)
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf (kanan) mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Aceh, Selasa (26/12/2023). Kunjungan tersebut dalam rangka mengenang peristiwa bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 serta silaturahmi bersama ulama dan masyarakat Aceh. (ANTARA FOTO/AMPELSA)