Blangpidie (ANTARA Aceh) - Sekitar 400 hektare lahan sawah di Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), terancam kekeringan, sehingga program tanam padi serentak pada musim tanam (MT) gadu 2017 menjadi terhambat.
Kepala Desa Lhang, Kecamatan Setia, Barmawi di Blangpidie, Rabu mengatakan, terhambatnya tanam padi serentak MT gadu ini disebabkan bendungan irigasi darurat yang sebelumnya telah dibangun oleh masyarakat telah hancur akibat diterjang air banjir.
"Bendungan irigasi di kawasan Sungai Krueng Suak telah hancur diterjang banjir Selasa (5/4) malam, sehingga lahan persawahan di Desa Lhang, Desa Rambong, Desa Pisang dan Desa Ujung Tanah, Kecamatan Setia terancam tidak bisa mengikuti program tanam padi serentak," ujar dia.
Ia menjelaskan, bendungan darurat yang telah hancur diterjang banjir tersebut sebelumnya telah dibangun oleh ratusan petani dari empat desa secara swadaya. Mereka melakukan gotong-royong menyusun karung berisi pasir dengan harapan air sungai bisa mengalir ke areal persawahan.
"Setelah bendungan itu diterjang banjir, harapan petani di desa saya untuk mengikuti program tanam padi serentak menjadi sirna, karena seluas 400 hektare sawah di daerah kami sumber mata air untuk membajak satu-satunya dari Sungai Krueng Suak," ujar dia.
Ia berharap, pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk segera memperbaiki kembali bendungan darurat yang telah rusak tersebut, supaya para petani yang bermukim di empat desa dalam Kecamatan Setia bisa mengikuti program tanam padi serentak sebagaimana petani-petani lainnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanak) Abdya, Muslim Hasan, saat dikonfirmasi membenarkan, tanggul penahan air yang berfungsi mengairi air untuk 400 hektare lahan sawah di Kecamatan Setia telah rusak dan menjadi derita sendiri bagi masyarakat tani di kawasan tersebut.
Padahal, lanjut dia, tanggul penahan air atau bendungan darurat yang terletak di kawasan Sungai Krueng Suak tersebut baru saja dibangun oleh masyarakat secara swadaya dan gotong-royong dengan bantuan alat berat (excavator) dan sarana lainnya dari Dinas Pekerjaan Umum Abdya.
"Setelah informasi kami terima dari Kepala Desa Lhang. Kami dari Distanak langsung berkoordinasi dengan Kadis PU dan Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Abdya. Sesuai harapan petani, tanggul itu akan dibuatkan batu gajah, sehingga bila banjir melanda tidak terpengaruh terhadap bendungan itu," katanya.