“Ini salah satu desa tercepat pencairan dana desa tahun ini, Desa Simpang Rahmat, di situ duriannya bagus, enak sekali. Jadi kita buat zona, desa ini nanti kita buat desa wisata durian, dan menawarkan durian saja,” ujarnya.
Selain buah durian, lanjut Haili, ada juga desa-desa yang memiliki komoditas lain seperti buah markisa, stroberi, hingga kopi yang memang sudah sejak lama menjadi komoditas unggulan desa daerah dataran tinggi Gayo itu.
Melalui pengembangan desa wisata ini, menurut Haili, Pemkab menginginkan ada peningkatan perekonomian dari sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) di tengah masyarakat.
Baca: Desa wisata Gampong Nusa promosi budaya dan produk UMKM lewat festival
Nantinya, kata dia, desa-desa wisata ini akan menghadirkan produk-produk unggulan. Misalnya bagaimana mengolah kopi, yang selama petani langsung jual gabah tapi kini bisa menjual produk olahannya yang dipasarkan secara daring.
“Jadi pembentukan desa wisata itu sudah kita buat regulasinya, namun ini belum totalitas. Sekarang kita sedang mengubah wajah desa, kebersihan desa, dan pelayanan desa, ini sudah kita lakukan, sehingga desa itu bisa mandiri,” ujarnya.
Selain itu, Haili juga mengingatkan kepada kepala desa di Bener Meriah untuk menggunakan Dana Desa sesuai dengan regulasi dan kebutuhan desa, bukan menurut keinginan pribadi, agar pengelolaan dana desa tidak menimbulkan persoalan hukum.
Baca: Pemkab Aceh Timur luncurkan desa wisata
Pemkab Bener Meriah prioritas pemanfaatan dana desa untuk desa wisata
Rabu, 10 Januari 2024 19:23 WIB