Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Sabang mengapresiasi langkah yang diambil gabungan kelompok tani (gapoktan) di wilayah itu untuk melakukan budi daya ikan lele di Gampong Paya Seunaya sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi di Sabang, Selasa, mengatakan budi daya ikan lele tersebut dikombinasikan dengan metode bioflok. Budi daya ini merupakan program dari Gampong Paya Seunara dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan menggunakan dana desa.
“Gampong Paya Seunara hari ini membuat program bioflok lele, ada sebanyak 24 ribu bibit yang sudah ditebar," kata Reza.
Ia menjelaskan, Pemkot Sabang mendukung penuh program ini, karena selain menjaga ketahanan pangan, juga berdampak positif pada pengendalian inflasi daerah, sehingga dapat mengurangi ketergantungan Sabang terhadap pasokan pangan yang didatangkan dari daratan.
"Jadi secara bertahap kita bisa membangun stok pangan secara lebih mandiri, sehingga harganya pun lebih stabil dan dapat menekan inflasi," ujarnya.
Untuk pemasaran, kata Reza, berdasarkan survei ataupun analisa secara sederhana yang dilakukan masyarakat dan Gapoktan Paya Seunara, hasil dari budi daya tersebut akan difokuskan untuk meningkatkan usaha masyarakat di Kota Sabang.
"Ada rumah makan, ada makanan-makanan yang terbuat dari olahan lele. Dan kalau stoknya mencukupi dan harganya cocok, tidak menutup kemungkinan kita juga bisa memasarkan ikan maupun produk olahannya ke luar Sabang. Tapi untuk sementara ini kita fokus dulu di Sabang," ujarnya.
Pemkot Sabang berharap Gapoktan Paya Seunara dapat memelihara, merawat, dan mampu mengembangkan bibit tersebut dengan baik, sehingga hasilnya nanti bisa memberikan manfaat bagi perekonomian.
"Mudah-mudahan program ini berhasil, dan mampu meningkatkan ketahanan pangan daerah, serta membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dari hasil penjualan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Paya Seunara Edi Kusnandar mengatakan tujuan utama budi daya lele tersebut ialah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
"Tujuan pertama dulu kita pasarkan, kalau nanti tidak habis rencananya kita akan buat produk kerupuk lele. Kita berharap kalau ada dukungan nanti, tujuan kita supaya ada kehidupan di industri rumah tangga," ujarnya.
Menurut dia, sistem bioflok merupakan metode budidaya dengan memanfaatkan mikroorganisme berupa probiotik untuk mengurai bahan organik dari limbah yang dihasilkan. Sistem itu juga memanfaatkan kolam dengan spesifikasi tertentu dan sejumlah teknologi lain.
"Dengan menggunakan metode bioflok berjumlah 12 tersebut, 24 ribu bibit biasanya akan memakan waktu tiga bulan untuk panen," ujarnya.
Pemkot apresiasi gapoktan di Sabang budi daya lele untuk ketahanan pangan
Selasa, 6 Februari 2024 17:56 WIB