Berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Aceh Besar, menurut Fadmi, pada hari kondisi cuaca di kawasan Lhoknga dari pagi hingga sore cerah dan terik.
“Status keposkoan siaga darurat bencana kekeringan sudah berjalan selama 13 hari,” ujarnya.
Adapun unsur yang terlibat dalam pendistribusian air meliputi BPBD Aceh Besar menyediakan delapan unit mobil tangki, Kementerian Sosial dua mobil tangki, BPPW Aceh tiga unit mobil tangki, PDAM satu unit mobil tangki serta LSM dua unit mobil tangki.
Baca: Kemensos bantu dua armada mobil tangki distribusi air atasi kekeringan Aceh Besar
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa saat ini wilayah Aceh mulai memasuki puncak musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada terhadap kekeringan dan potensi kebakaran pemukiman maupun hutan dan lahan.
"Pada Juli ini, umumnya untuk wilayah Aceh sudah memasuki puncak musim kemarau, dalam artian curah hujan di Aceh sangat rendah," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Anang Heriyanto.
Ia menjelaskan, pantauan BMKG terhadap curah hujan pada dasarian pertama berada pada kategori rendah, antara 21-55 mm. Kondisi yang sama juga diprediksikan selama 10 hari ke depan.
"Dalam 10 hari ke depan juga masih kategori rendah, karena Juli ini pada umumnya di Aceh puncak musim kemarau," ujarnya.
Baca: Siaga darurat kekeringan, Pj Bupati Aceh Besar ajak warga shalat minta hujan