Singkil (ANTARA Aceh) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahrul Razi mengingatkan aparat kepolisian agar tidak arogan dengan menangkap warga, karena itu bukan solusi untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan, PT Asdal.
"Jika aparat keamanan hanya berpihak kepada perusahaan tanpa membuka ruang dialog dengan masyarakat apa yang sesunguhnya terjadi, maka ini tidak ubahnya menutup ruang berdemokrasi," katanya saat dihubungi wartawan di Singkil, Minggu.
Dikatakan, kenapa aparat keamanan lebih melindungi korporasi serta asetnya yang menindas warga dari pada membela warga di sekitaran perusahan yang dirugikan.
"Saya minta tolong bebaskan rakyat kecil yang melawan dengan cangkul dan batu yang terus ditindas oleh perusahaan," tegasnya.
Menurut senator asal Aceh itu, konflik ini tidak ada selesai jika pemangku kepentingan terutama legislatif dan eksekutif di Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Subulusalam saling melemparkan tanggung jawab.
"Kenapa rakyat dibiarkan terus berkonflik, sedangkan pemerintah diberikan legitimasi untuk menyelesaikan konflik," ujar dia.
Dalam kasus ini diperlukan musyawarah dan mufakat semua pihak untuk menyelesaikan masalah konflik ini. DPD RI akan terus melakukan pengawasan terhadap masalah ini.
Jika Pemerintahan setempat tidak dapat bersinergi dengan masyarakat, maka akan timbul suatu krisis kepemimpinan atau mosi tidak percaya kepada pemerintah, katanya.
Sementara itu Kapolres Aceh Singkil AKBP Ian Rizkian Miliardin Sik melalui Kasat Reskrim Iptu Agus Riwayanto kepada wartawan mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pengembangan terkait kasus pembakaran PT Asdal.
Pasukan Brimob masih berjaga-jaga di kawasan TKP PT Asdal yang berada di antara Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan.
Dikatakannya, sepuluh orang masyarakat yang dianggap penggerak amuk massa dalam tahap pemeriksaan dan sudah dua orang menjadi tersangka yakni BP dan Z.
Artinya, kata Agus, dalam kasus pembakaran itu, pihaknya hanya mencari biangnya provokator dan tidak mungkin semua masyarakat ditangkapi.