Singkil (ANTARA Aceh) - Boat nelayan KM "Restu Ibu" milik Sapnal tenggelam dan terbelah dua setelah dihantam gelombang pasang ketika hendak melintasi perairan Kuala Gabi, Pulosarok, Kabupaten Aceh Singkil.
Danpos Angkatan Laut Singkil Letda Laut Pelaut Suriyadi kepada wartawan Senin di Singkil mengatakan, musibah yang terjadi Minggu (20/8) sekitar pukul 10.00 WIB itu tidak ada merenggut korban jiwa.
Boat tersebut dinakhodai Sapnal (40) warga Desa Suka Jaya, Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil. Dengan ditemani satu orang anak buah kapal (ABK) Masarif warga Desa Kuala Baru Sungai di kecamatan yang sama.
Dikatakan, kejadian itu berawal pada 18 Agustus 2017 pukul 09.00 WIB dimana boat KM Restu Ibu berlayar dari Kuala Baru menuju perairan Sigambung untuk mencari ikan.
"Selama satu malam lebih KM Restu Ibu mencari ikan di perairan Pasi Tangah atau Singkil Lamo, keesokan harinya pukul 08.00 WIB KM Restu Ibu kembali ke Singkil.
Lanjut Suriyadi, ketika pukul 09.30 WIB KM Restu Ibu tiba perairan jarak 150 meter dari Pantai Pulosarok ketika hendak melintas ke pelabuhan nelayan melalui Kuala Gabi menuju pelabuhan Tangkahan Pulosarok, KM Restu Ibu merapat sedikit ke Dermaga Syahbandar untuk menghindari dangkalnya Kuala Gabi.
"Pada saat melintas merapat pelabuhan barang itu, tiba-tiba KM Restu Ibu dihantam ombak yang diperkirakan ketinggian 3,5 meter dari lambung sebelah kanan sehingga kapal menabrak Dermaga Syahbandar," ujarnya.
Suriyadi menjelaskan akibat diterjang ombak dan desakan arus gelombang laut yang pada saat itu lumayan besar KM Restu Ibu menabrak tiang penyangga Dermaga Syahbandar, tenggelam dan terbelah dua. Posisi tenggelamnya pada posisi 02 16 15 N - 097 48 10 E. Sementara kedua ABK berhasil menyelamatkan diri.
Dikatakan, kondisi kapal tenggelam dikedalaman sekitar 3 meter ditepi dermaga sedangkan muatan Kapal GT 03 itu tenggelam semua bersama mesin dong feng dan ikan campuran 20 Kg dalam fiber.
Semua tenggelam, padahal, selain bermuatan ikan dan mesin kapal nelayan itu juga 1 (satu) buah GPS merk Garmin, Jaring Hanyut 20 (dua puluh) set, 2 unit ponsel milik ABK, satu unit baterai aki GS N 150 dan peralatan masak.
Ia menyatakan, kapal yang tenggelam akan dibantu diderek oleh pihak Syahbandar beserta mesin kapal namun menunggu saat air laut pasang.