Banda Aceh (ANTARA) - Banjir yang terjadi sejak pekan lalu di wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang dipicu curah hujan tinggi hingga Kamis (21/11) masih merendam pemukiman warga menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
Kepala Pelaksana BPBA Teuku Nara Setia di Banda Aceh, Kamis, mengatakan banjir di Aceh Singkil merendam pemukiman di enam kecamatan. Debit air di sebagian wilayah sudah surut, namun ada yang masih terendam.
“Air sudah surut di Kecamatan Suro Makmur, Simpang Kanan, Gunung Meriah dan Danau Faris. Di Kecamatan Kuta Baharu dan Singkil air belum surut ketinggian air 30-50 centimeter,” katanya.
Ia menjelaskan banjir mulai melanda wilayah Aceh Singkil sejak Sabtu (16/11) lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Adapun daerah terdampak meliputi Kecamatan Suro Makmur, Simpang Kanan, Gunung Meriah, Danau Paris, Kuta Baharu, dan Kecamatan Singkil.
“Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan terjadinya banjir yang menggenangi permukiman warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil,” ujarnya.
Kata dia, daerah terdampak di Kecamatan Suro Makmur dan Danau Paris masing-masing satu desa, Simpang Kanan sebanyak enam desa, Gunung Meriah dan Kuta Baharu dua desa, serta Kecamatan Singkil sebanyak tujuh desa.
“Korban terdampak dalam pendataan. Tidak ada pengungsi dan korban jiwa,” katanya.
BPBD Aceh Singkil mencatat selain merendam rumah penduduk, banjir juga merendam sejumlah titik jalan Aceh Singkil - Kota Subulussalam. Selain itu juga merendam jalan penghubung di Desa Butar, Kuta Baharu sehingga kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas.
Dampak lain dari peristiwa ini yaitu longsor tebing di Desa Bulusema Kecamatan Suro, Aceh Singkil.
“Upaya yang dilakukan BPBD Aceh Singkil mengerahkan personel tim reaksi cepat ke lokasi banjir, serta kepala pelaksana BPBD meninjau lokasi tebing longsor di Desa Bulusema,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Provinsi Aceh untuk mewaspadai potensi bencana banjir hingga tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi di daerah Tanah Rencong itu dalam beberapa hari ke depan.
Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Betsi mengatakan saat ini wilayah Aceh sudah sepenuhnya memasuki musim penghujan sehingga warga perlu waspada terhadap berbagai potensi bencana alam.
“Waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus- menerus maupun dengan durasi lama,” kata Betsi.