Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh menyatakan telah menginstruksikan kepada seluruh personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA) di kabupaten/kota untuk siaga penuh menyusul potensi bencana banjir dan longsor dampak dari cuaca ekstrem yang dipicu bibit siklon 95B.
“Siaga penuh untuk seluruh personel TAGANA ini merupakan bagian untuk respon cepat dalam evakuasi dan penanganan bencana yang terjadi di setiap wilayah yang saat ini kabupaten/kota di Aceh terjadi banjir akibat tingginya curah hujan,” kata Plt Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir dihubungi di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan saat ini bibit siklon tersebut terpantau bergerak menuju daratan Aceh Timur dan diprediksi melintas hingga wilayah barat Aceh. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan hujan lebat hingga ekstrim di sejumlah daerah seperti Aceh Tamiang, Kota Langsa, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Baca juga: Pemkot Lhokseumawe Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir dan Longsor, percepat penanganan
Kemudian juga akan terjadi hujan sedang hingga lebat di wilayah Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kota Bireuen, dan Pidie Jaya.
“Kita telah mendapat laporan banjir yang melanda kabupaten/kota di Aceh. Kita terus berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait baik provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan penanganan terhadap korban terdampak bencana. Penanganan yang kita lakukan juga termasuk evakuasi guna meminimalisir korban jiwa,” katanya.
Baca: Disdikbud liburkan sementara seluruh sekolah akibat banjir
Plt Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir yang turut didampingi Sub Koordinator PSKBA Dinas Sosial Aceh, Yanyan Rahmat mengingatkan personel TAGANA untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana, khususnya potensi banjir, longsor, dan genangan di kawasan rawan.
“Seluruh jajaran TAGANA harus siap siaga 24 jam. Pastikan masyarakat terdampak tertangani dengan cepat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan,” katanya.
Ia juga meminta koordinasi terpadu antara TAGANA dan unsur terkait seperti BPBD, TNI/Polri, pemerintah daerah, serta relawan kemanusiaan lainnya agar pelayanan kedaruratan dapat berjalan optimal.
Selain itu, TAGANA diinstruksikan melakukan assessment cepat di lokasi terdampak serta memprioritaskan perlindungan terhadap kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
Dalam rangka memperkuat tindak lanjut penanganan bencana, Dinas Sosial Aceh juga terus melakukan koordinasi intens dengan Kementerian Sosial RI.
“Kami berharap setelah keluarnya Surat Penetapan Status Tanggap Darurat dari Bupati atau Wali Kota di daerah terdampak, intervensi dukungan Kemensos RI dapat dimaksimalkan di Aceh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada fase darurat,” katanya.
Baca: Puluhan warga Aceh Timur bertahan di atap rumah terjebak banjir
