Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar menyatakan, lima titik panas di Aceh, kini sudah hilang akibat tidak terdeteksi oleh satelit.
"Pukul 17.00 WIB sore ini, kami lihat tidak ada lagi lima titik panas itu," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Rabu.
Padahal, lanjutnya, dua hari berturut-turut, yakni Selasa (10/4) sore, dan Rabu (11/4) pagi, sensor modis yang terpasang di satelit mendeteksi lima titik panas berada di wilayah Aceh.
Kelima titik panas itu, terpantau terdapat di dua kabupaten di provinsi paling ujung Utara di Sumatera dengan empat titik diantaranya di daerah dataran tinggi, yakni Kabupaten Bener Meriah.
Sedangkan satu titik panas lagi sisanya, terkosentrasi di Kabupaten Aceh Utara. "Total ada 10 titik panas dalam dua hari terakhir, menandakan sebahagian hutan di Aceh sudah mulai mengering" tegas dia.
Pihaknya mengimbau, terutama bagi masyarakat agar selalu berhati-hati dengan api, mengingat telah tibanya musim kemarau di sebagian besar wilayah Aceh.
"Begitu juga kepada masyarakat di Aceh yang ingin membuka lahan pertanian atau perkebunan, supaya tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan," tutur Zakaria.
Pemerintah Aceh hingga kini belum memiliki rencana membentuk tim pengendalian kebakaran hutan dan lahan demi mencegah terjadi kebakaran terutama di lahan bergambut.
Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah di tahun 2017 mengatakan, pemerintah akan menetapkan formulasi tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan sesuai arahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Jadi yang penting sekali adalah pencegahan. Sulit sekali dipadamkan kalau api itu besar, dan aspek pencegahan lebih efektif," ujar Nova pula.
BMKG: lima titik panas di Aceh hilang
Rabu, 11 April 2018 21:58 WIB