Sandakan (ANTARA) - Warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Sandakan Negeri Sabah Malaysia merasa trauma saat melaut karena masih maraknya penculikan yang mengancam jiwa mereka.
Hal ini diutarakan Yunus (60) asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu bahwa akhir-akhir ini nelayan yang sebagian besar WNI seringkali dihantui aksi penculikan oleh kelompok tak dikenal menggunakan senjata api.
Pria yang mengaku telah 20 tahun bekerja di Negeri Sabah ini masih sering menemukan kelompok-kelompok bersenjata di laut tanpa diketahui raut wajahnya karena menggunakan topeng.
Ia mengatakan, selain harus berhadapan dengan kelompok bersenjata Abu Sayaf dari wilayah Mindanao Filipina. Juga sering berhadapan pula dengan bajak laut.
Namun dia katakan, demi menjaga keselamatan jiwa dan raga senantiasa selalu waspada ketika melaut dengan memperhatikan sekelilingnya.
Jika harus berhadapan langsung dengan kelompok bersenjata atau bajak laut ini maka terpaksa potong tali jangkar untuk melarikan diri.
Yunus dibenarkan sejumlah WNI lainnya di Kampung Kombo Sandakan ini menyatakan, aksi penculikan oleh kelompok bersenjata tak dikenal ini bukan hanya di tengah laut. Tetapi biasa memasuki permukiman warga dan warung makan.
Maraknya penculikan, WNI di Sabah trauma melaut
Rabu, 10 April 2019 11:01 WIB