Pasukan Turki dan para sekutu mereka dari Suriah menguasai bagian-bagian besar dari Kota Suluk, di Suriah Utara, kata pemantau perang pada Ahad (13/10), sementara mereka melancarkan serangan terhadap milisi Kurdi pada hari kelima, masyarakat internasional mengecam tindakan Turki itu.
Turki menghadapi ancaman sanksi-sanksi dari Amerika Serikat jika tidak menghentikan operasinya memasuki wilayah itu. Dua sekutu NATO, Jerman dan Prancis, telah menyatakan mereka menghentikan ekspor senjata ke Turki dan Liga Arab telah mengutuk operasi itu.
Ankara melancarkan serangan lintas-batas terhadap milisi YPG setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik sebagian tentara AS dari kawasan perbatasan. Turki menyatakan YPG merupakan kelompok teroris yang bersekutu dengan para militan Kurdi di Turki.
Kelompok pemantau dari Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan pasukan Turki dan para pemberontak Suriah memasuki Suluk, sekitar 10 km dari perbatasan Turki. Kantor berita Turki Anadolu melaporkan para gerilyawan itu menguasai penuh Suluk.
Suluk terletak di sebelah tenggara kota perbatasan Suriah, Tel Abyad , salah satu dari dua sasaran utama dalam operasi itu, yang digempur dengan senjata jenis howitzer Turki pada Ahad pagi, kata seorang saksi mata di Akcakale, kota di Turki yang bertetangga dengan Tel Abyad.
Suara-suara tembakan juga terdengar di sekitar Ras Al Ain, kota perbatasan di Suriah, sekitar 120 km sebelah timur Tel Abyad, sementara artileri Turki terus menyasar kawasan tersebut, kata seorang wartawan Reuters melintasi perbatasan Ceylanpinar Turki.
Para gerilyawan Suriah dukungan Turki yang dikenal dengan nama Tentara Nasional, bergerak maju ke Ras al Ain pada Sabtu tetapi pada Ahad masih ada laporan-laporan yang menyebutkan belum diketahui kelompok mana yang menguasainya.
Menurut kelompok monitor itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) , yang YPG merupakan unsur utama dalam pertempuran, telah menguasai penuh Ras al Ain setelah serangan balasan.
Seorang juru bicara Tentara Nasional membantah hal ini dengan menyatakan pasukannya masih dalam posisi untuk menguasai pada Sabtu.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Turki menghadapi ancaman sanksi-sanksi dari Amerika Serikat jika tidak menghentikan operasinya memasuki wilayah itu. Dua sekutu NATO, Jerman dan Prancis, telah menyatakan mereka menghentikan ekspor senjata ke Turki dan Liga Arab telah mengutuk operasi itu.
Ankara melancarkan serangan lintas-batas terhadap milisi YPG setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik sebagian tentara AS dari kawasan perbatasan. Turki menyatakan YPG merupakan kelompok teroris yang bersekutu dengan para militan Kurdi di Turki.
Kelompok pemantau dari Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan pasukan Turki dan para pemberontak Suriah memasuki Suluk, sekitar 10 km dari perbatasan Turki. Kantor berita Turki Anadolu melaporkan para gerilyawan itu menguasai penuh Suluk.
Suluk terletak di sebelah tenggara kota perbatasan Suriah, Tel Abyad , salah satu dari dua sasaran utama dalam operasi itu, yang digempur dengan senjata jenis howitzer Turki pada Ahad pagi, kata seorang saksi mata di Akcakale, kota di Turki yang bertetangga dengan Tel Abyad.
Suara-suara tembakan juga terdengar di sekitar Ras Al Ain, kota perbatasan di Suriah, sekitar 120 km sebelah timur Tel Abyad, sementara artileri Turki terus menyasar kawasan tersebut, kata seorang wartawan Reuters melintasi perbatasan Ceylanpinar Turki.
Para gerilyawan Suriah dukungan Turki yang dikenal dengan nama Tentara Nasional, bergerak maju ke Ras al Ain pada Sabtu tetapi pada Ahad masih ada laporan-laporan yang menyebutkan belum diketahui kelompok mana yang menguasainya.
Menurut kelompok monitor itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) , yang YPG merupakan unsur utama dalam pertempuran, telah menguasai penuh Ras al Ain setelah serangan balasan.
Seorang juru bicara Tentara Nasional membantah hal ini dengan menyatakan pasukannya masih dalam posisi untuk menguasai pada Sabtu.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019