Ratusan awak kapal/nelayan di Kabupaten Aceh Timur mengikuti bimbingan teknis (bimtek) surat keterangan kecakapan (SKK) 60 mil di Idi, dalam upaya menekan angka kecelakaan di laut.

"Aceh Timur merupakan salah satu sentra produksi perikanan tangkap khususnya di wilayah timur Provinsi Aceh. Selain itu Aceh Timur juga salah satu wilayah yang memiliki luas laut di Aceh," kata Usman A Rachman, Asisten Keistimewaan Aceh, Ekonomi Pembangunan Setdakab Aceh Timur dalam sambutan dan arahannya, Jumat.

Baca juga: Polres Aceh Timur gelar do'a bersama jelang pelantikan presiden dan wapres

Lebih lanjut dijelaskan, pada 2018 diperkirakan jumlah produksi perikanan tangkap di Aceh Timur berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik sejumlah 28,775 ton dengan berbagai jenis ikan yang ditangkap," kata Usman.

Adapun jenis ikan yakni Ikan Layang, Kembung, Selar, Tongkol, Cakalang, Biji Nangka dan lain sebagainya," ungkap Usman.

Baca juga: Bupati Rocky ajak masyarakat jaga persatuan

"Pada 2018 juga tercatat jumlah nelayan yang ada di Aceh Timur sebanyak 20.040 orang dengan dukungan armada penangkapan sebanyak 3.138 unit perahu penangkapan yang terdiri dari 533 unit perahu tanpa motor, 1.001 unit perahu motor tempel dan 1.604 perahu motor," terang Usman.

Oleh karena itu, ia menyambut baik terselenggaranya pelatihan SKK 60 mil bagi nelayan Aceh Timur dan sekitarnya, dengan harapan ke depan resiko kecelakaan laut bagi nelayan dapat terus ditekan.

Baca juga: Jelang pelantikan Presiden, Aceh Timur aman, ulama imbau warga jaga Kantibmas

"Dengan semakin meningkatnya pemahaman nelayan, khususnya bagi nahkoda dalam keselamatan pelayaran. Untuk para peserta kami harapkan agar mengikuti pelatihan in dengan sebaik-baiknya,” demikian pungkas Usman.

Sebelumnya, Husmiadi Instruktur Politeknik Pelayaran Malahayati dalam laporannya, menyampaikan beberapa hal terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan SKK 60 mil atau sering disebut dengan SKK 60 mil.

"Kegiatan yang dilaksanakan pada 18 sampai 19 Oktober 2019 ini merupakan kerjasama antara Politeknik Malahayati dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, khususnya di kawasan Idi ini dengan sumber anggaran dari Kementerian Perhubungan,” kata Husmiadi.

Katanya, laut merupakan salah satu sumber ekonomi masyarakat saat ini.

Oleh karena itu para pemeran yang bergerak di dunia kelautan, dalam hal ini nelayan haruslah memahami peraturan hukum yang berlaku dan peraturan keselamatan tentunya.

"SKK 60 mil ini sangat bermanfaat untuk pelaut, agar mereka memahami dan mengerti tentang keselamatan jiwa dan pelayaran. Keselamatan pelayaran merupakan kebutuhan mutlak dan tanggung jawab bersama baik regulator, operator dan juga pengguna jasa," ujar Husmaidi.

Indikator dari penyelenggaraan transportasi yang berbasis keselamatan adalah apabila angka kecelakaan dapat ditekan serendah mungkin.

Beberapa peristiwa kecelakaan transportasi laut dapat setiap saat terjadi, oleh karena itu kita harus melaksanakan dan memastikan bahwa semua telah memenuhi standar dan prosedur keselamatan yang berlaku, sehingga bisa menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan ancaman bagi keselamatan transportasi dan jiwa.

Untuk itu diperlukan suatu komitmen bersama baik itu regulator, operator dan juga pengguna jasa untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya sehingga pemahaman  aturan tentang keselamatan kapal, kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang andal menjadi tidak lagi untuk sekedar pemenuhan tanggung jawab dan kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan.

"Pelaksanaan SKK 60 mil pada 18 sampai 19 Oktober ini, akan diikuti oleh 200 peserta dari kawasan Idi dan sekitarnya.

"Semoga  kegiatan ini berdampak positif untuk pengendara kapal khususnya, supaya kita semua dapat memastikan kapal dapat terkendarai dengan baik, sehingga tidak perlu kita dengar lagi adanya kecelakaan di laut atau pun sungai,” demikian pungkas Husmaidi.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019