Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang menyatakan bertekad untuk memberantas buta aksara terutama generasi muda termasuk menuntaskan gerakan nasional wajib belajar tingkat pendidikan dasar sembilan tahun hingga tingkat dusun.
"Kami sangat mengapresiasi, dan terima kasih ke Pemerintah Aceh yang telah memberikan kepercayaan Aceh Tamiang menjadi tuan rumah pagelaran tahunan digagas UNESCO. Dan kami memiliki tekad kuat memberantas buta aksara sampai dusun," tegas Bupati Aceh Tamiang, Mursil di Kualasimpang, Rabu.
Ia mengatakan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat terutama sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama baik negeri maupun swasta, pihaknya yakin angka buta aksara di wilayah perbatasan Aceh-Sumatera Utara bisa ditekan dalam beberapa tahun mendatang.
Pada dasarnya Pemerintah Aceh tidak hanya berniat memberantas buta aksara di tingkat kabupaten/kota di provinsi ini, tetapi juga ingin menjadikan generasi muda Aceh sebagai anak carong atau cerdas agar mampu bersaing di tingkat nasional.
Seperti diketahui, Aceh tergolong sukses dalam memerangi tingkat buta aksara karena hingga kini di provinsi terletak paling barat Indonesia tersebut cuma sekitar 1,75 persen dari total jumlah penduduk 5,19 jiwa, dan terutama mereka yang tinggal di wilayah pedesaan.
"Semoga Allah memberikan keberkahan, kemudahan, dan kelancaran pada acara Hari Aksara Internasional (HAI) ke-54 tingkat provinsi ini. Serta usaha, dan kerja kita dalam mengentaskan buta aksara di daerah kita masing-masing," harapnya.
Ia mengajak agar momentum peringatan HAI ke-54 di Aceh Tamiang dimanfaatkan sebagai ajang pembelajaran, berbagi pengalaman, dan mengasah kemampuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menjadikan generasi penerus sebagai manusia berkualitas, handal, dan siap bersaing baik dalam maupun luar daerah.
"Hal ini sesuai dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, sumber daya manusia unggul Indonesia maju," ungkap Mursil.
Ketua Panitia Lokal HAI Ke-54 Provinsi Aceh, Zulkarnain Putra dalam laporannya kemarin menyebut, kegiatan Hari Aksara Internasional ini digelar bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya aksara baik individu, komunitas, dan masyarakat.
Ia mengatakan, perhelatan kali ini akan diisi dengan beberapa kegiatan, yakni lomba tutor, pamong pelajar, penilik, kontingen favorit, pendidikan keaksaraan, dan lain sebagainya yang berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 Oktober 2019.
"Ada 22 kontingen dari 23 kabupaten/kota dengan sekitar 3.000 peserta meramaikan berbagai kegiatan itu, bertujuan memberantas buta aksara" ucap Zulkarnain yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kami sangat mengapresiasi, dan terima kasih ke Pemerintah Aceh yang telah memberikan kepercayaan Aceh Tamiang menjadi tuan rumah pagelaran tahunan digagas UNESCO. Dan kami memiliki tekad kuat memberantas buta aksara sampai dusun," tegas Bupati Aceh Tamiang, Mursil di Kualasimpang, Rabu.
Ia mengatakan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat terutama sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama baik negeri maupun swasta, pihaknya yakin angka buta aksara di wilayah perbatasan Aceh-Sumatera Utara bisa ditekan dalam beberapa tahun mendatang.
Pada dasarnya Pemerintah Aceh tidak hanya berniat memberantas buta aksara di tingkat kabupaten/kota di provinsi ini, tetapi juga ingin menjadikan generasi muda Aceh sebagai anak carong atau cerdas agar mampu bersaing di tingkat nasional.
Seperti diketahui, Aceh tergolong sukses dalam memerangi tingkat buta aksara karena hingga kini di provinsi terletak paling barat Indonesia tersebut cuma sekitar 1,75 persen dari total jumlah penduduk 5,19 jiwa, dan terutama mereka yang tinggal di wilayah pedesaan.
"Semoga Allah memberikan keberkahan, kemudahan, dan kelancaran pada acara Hari Aksara Internasional (HAI) ke-54 tingkat provinsi ini. Serta usaha, dan kerja kita dalam mengentaskan buta aksara di daerah kita masing-masing," harapnya.
Ia mengajak agar momentum peringatan HAI ke-54 di Aceh Tamiang dimanfaatkan sebagai ajang pembelajaran, berbagi pengalaman, dan mengasah kemampuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menjadikan generasi penerus sebagai manusia berkualitas, handal, dan siap bersaing baik dalam maupun luar daerah.
"Hal ini sesuai dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, sumber daya manusia unggul Indonesia maju," ungkap Mursil.
Ketua Panitia Lokal HAI Ke-54 Provinsi Aceh, Zulkarnain Putra dalam laporannya kemarin menyebut, kegiatan Hari Aksara Internasional ini digelar bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya aksara baik individu, komunitas, dan masyarakat.
Ia mengatakan, perhelatan kali ini akan diisi dengan beberapa kegiatan, yakni lomba tutor, pamong pelajar, penilik, kontingen favorit, pendidikan keaksaraan, dan lain sebagainya yang berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 Oktober 2019.
"Ada 22 kontingen dari 23 kabupaten/kota dengan sekitar 3.000 peserta meramaikan berbagai kegiatan itu, bertujuan memberantas buta aksara" ucap Zulkarnain yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019