Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang mendesak para pedagang yang melakukan aktivitas ekonomi di berbagai pasar setempat untuk terus meningkatkan kebersihan terutama di pasar Kota Kualasimpang agar tidak mengecewakan pengunjung yang hadir.
"Kebersihan di pasar terus ditingkatkan, khususnya lingkungan pasar pagi Kota Kualasimpang, sehingga bisa memberikan kenyamanan tidak cuma bagi pedagang, tapi pembeli yang berbelanja," ucap Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin di Kualasimpang, Jumat.
Baca juga: Di MTQ Kopri ke-V, kafilah Aceh Tamiang raih prestasi membanggakan
Ia meminta, kepada instansi terkait terutama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) serta jajarannya agar terus mengawal berbagai penertiban yang dilakukan guna mendukung pembenahan dan penataan pasar.
Lazimnya akibat berbagai aktivitas yang dilakukan pasar tradisional mengabaikan keindahan, kebersihan dan kenyamanan, dan tidak jarang terjadi kemacetan lalulintas terutama di pagi maupun sore hari.
Baca juga: Pemkab Aceh Tamiang gagas Pusat Pengembangan Keahlian Tenaga Kerja di Aceh
"Meski ada petugas kebersihan pasar, tapi bukan berarti pedagang bebas melakukan sesuatu. Tapi pedagang juga harus menjaga kebersihan, terutama kebersihan di lokasi tempat mereka berjualan dan produk-produk yang dijual," tegas Insyafuddin.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Tamiang, Rianto Waris sebelumnya mengaku bahwa pemkab setempat serius melakukan pembenahan Kota Kualasimpang yang dimulai sejak tahun 2015, dan termasuk program kota tanpa kumuh.
Baca juga: Pemkab Aceh Tamiang bertekad tekan buta aksara hingga ke dusun
Ia mengatakan, bahkan pemkab setempat mulai menggelontorkan anggaran sebesar Rp11,5 miliar di tahun ini demi menata jantung ibu kota Aceh Tamiang termasuk kawasan pasar sebagai titik pusat perekonomian setempat.
"Keseluruhan tahun 2015, luas kumuh di Aceh Tamiang mencapai 80,46 hektare. Lalu hingga 2018 wilayah kumuh berkurang menjadi 42,42 hektare, dan tahun ini serta tahun depan tinggal seluas 38,04 hektare kota tanpa kumuh," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kebersihan di pasar terus ditingkatkan, khususnya lingkungan pasar pagi Kota Kualasimpang, sehingga bisa memberikan kenyamanan tidak cuma bagi pedagang, tapi pembeli yang berbelanja," ucap Wakil Bupati Aceh Tamiang, Tengku Insyafuddin di Kualasimpang, Jumat.
Baca juga: Di MTQ Kopri ke-V, kafilah Aceh Tamiang raih prestasi membanggakan
Ia meminta, kepada instansi terkait terutama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) serta jajarannya agar terus mengawal berbagai penertiban yang dilakukan guna mendukung pembenahan dan penataan pasar.
Lazimnya akibat berbagai aktivitas yang dilakukan pasar tradisional mengabaikan keindahan, kebersihan dan kenyamanan, dan tidak jarang terjadi kemacetan lalulintas terutama di pagi maupun sore hari.
Baca juga: Pemkab Aceh Tamiang gagas Pusat Pengembangan Keahlian Tenaga Kerja di Aceh
"Meski ada petugas kebersihan pasar, tapi bukan berarti pedagang bebas melakukan sesuatu. Tapi pedagang juga harus menjaga kebersihan, terutama kebersihan di lokasi tempat mereka berjualan dan produk-produk yang dijual," tegas Insyafuddin.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Tamiang, Rianto Waris sebelumnya mengaku bahwa pemkab setempat serius melakukan pembenahan Kota Kualasimpang yang dimulai sejak tahun 2015, dan termasuk program kota tanpa kumuh.
Baca juga: Pemkab Aceh Tamiang bertekad tekan buta aksara hingga ke dusun
Ia mengatakan, bahkan pemkab setempat mulai menggelontorkan anggaran sebesar Rp11,5 miliar di tahun ini demi menata jantung ibu kota Aceh Tamiang termasuk kawasan pasar sebagai titik pusat perekonomian setempat.
"Keseluruhan tahun 2015, luas kumuh di Aceh Tamiang mencapai 80,46 hektare. Lalu hingga 2018 wilayah kumuh berkurang menjadi 42,42 hektare, dan tahun ini serta tahun depan tinggal seluas 38,04 hektare kota tanpa kumuh," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019