Kalangan petani tambak di Banda Aceh optimis harga ekspor kepiting soka akan kembali meningkat seperti sebelumnya, kendati harganya saat ini turun menjadi Rp60 ribu per kilogram.

"Kendati harga ekspor kepiting soka sejak sebulan terakhir turun, kami optimistis harganya kembali normal di kisaran Rp105 ribu per kilogram," kata Zulfan, petani tambak Gampong Cot Lamkeuweuh, Banda Aceh, Kamis.

Zulfan mengaku turunnya harga kepiting soka untuk ekspor sudah berlangsung sebulan terakhir. Turunnya harga tersebut dipengaruhi perkembangan pasar luar negeri.

"Sebelumnya, harga kepiting soka untuk kualitas ekspor Rp105 ribu per kilogram. Turun menjadi Rp90 ribu dan kemudian terus turun hingga Rp60 ribu per kilogram. Kami berharap kondisi seperti ini tidak berlangsung lama dan harga kembali normal," kata Zulfan.

Zulfan yang mengaku sudah 10 tahun menggeluti usaha budi daya kepiting soka mengatakan dirinya tidak bisa menentukan harga jual. Harga jual kepiting soka ditentukan oleh eksportir yang dipengaruhi situasi pasar luar negeri.

Selain anjloknya harga, Zulfan mengatakan produksi budi daya kepiting soka juga mengalami penurunan karena pengaruh musim penghujan yang berdampak pada perubahan suhu air tambal.

Dalam sekali panen, hampir setengah mati. Hasil panen dalam kondisi normal berkisar 80 hingga 140 kilogram. Namun, ini turun hingga 40 persen karena sebagian mati karena perubahan suhu air tambak.

"Secara pasti penyebab kematian kepiting belum diketahui, namun dugaan sementara dampak dari pengaruh kondisi air atau perubahan iklim. Kami berharap instansi terkait memeriksa kondisi air, sehingga kami bisa melakukan antisipasi," kata Zulfan.

Pewarta: Ampelsa

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019