Tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Aceh menilai rendahnya minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan disebabkan minimnya pengetahuan tentang nilai gizi dan protein serta manfaat ikan bagi kesehatan dan kecerdasan.

Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan Aceh memiliki potensi sumber daya pangan yang melimpah. Namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, lantaran selama ini masih juga ada perilaku konsumsi masyarakat yang kurang baik.

”Kondisi ini tercermin bahwa masih ada sebagian masyarakat Aceh yang kurang pangan, gizi buruk, bahkan busung lapar. Serta ada anak yang terlahir dan tumbuh dalam situasi kurang gizi kronis sehingga mereka menjadi anak kerdil (stunting),”katanya di Banda Aceh, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Dyah yang dibacakan Staf Ahli Bidang Keistimewaan, SDM dan Hubungan Kerjasama Pemerintah Aceh Darmansah dalam acara lomba inovasi produk hasil perikanan, bazar perikanan dan peluncuran rumah ikan higenis.

”Upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi ikan ini secara langsung dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” kata dia.

Dyah menyebutkan pentingnya peningkatan gizi kepada anak-anak terutama pada masa tumbuh kembang otak, kesehatan mental dan fisik anak yang diwujudkan dengan upaya peningkatan nutrisi melalui gerakan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

”Bila masa tumbuh kembang otak anak tidak memperoleh asupan nutrisi yag baik maka Indonesia khususnya Aceh akan kehilangan generasi penerus yang cerdas dan sehat masa akan datang,” kata dia.

Kata dia, dalam rangka meningkatkan kebutuhan gizi atau protein bagi masyarakat, tentu pengetahuan, keterampilan dan pengolahan ikan perlu dilestarikan, sehingga minat konsumsi masyarakat perlu digalakkan.

”Terutama untuk membiasakan balita mau mengonsumsi ikan sebagai makanan utama sejak dini,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019