Bupati Kabupaten Aceh Utara H Muhammad Thaib mengapresiasi kreativitas Keuchik (kepala desa) Kilometer VIII, Kecamatan Simpang Keuramat, Mahyeddin Abubakar alias Nyakdin atas keberhasilanya dalam melahirkan produk parfum "Mangat Bee".

“Ini patut kita apresiasi dan perlu perhatian khusus pemerintah dalam pengembangan produk seperti ini. Kami juga meminta Kadis DPMG untuk lebih produktif dalam hal pengembangan ekonomi gampong,” kata Bupati Cek Mad begitu akrab disapa, dalam keterangan tertulis di Aceh Utara, Kamis.

Cek Mad berharap, ke depan lebih banyak lagi keuchik yang produktif melahirkan produk-produk dengan cara menghidupkan Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Kader Pembangunan Manusia Gampong (KPM-G).

Baca juga: Parfum "minyeuk pret" Aceh tembus pasar internasional

“Kreasi inovasi Keuchik Nyakdin memiliki manfaat yang baik untuk peningkatan perekonomian, ini motivasi kepada para keuchik untuk menciptakan produk dan menghidupkan perekonomian gampong, sekali lagi kami minta kepada dinas terkait untuk membantu pengembangan produk tersebut,” tegas Cek Mad.

Secara terpisah Keuchik Nyakdin mengatakan usahanya tersebut dilakukan karena tidak mau menyia-nyiakan bahan baku minyak nilam asal Aceh Utara yang diketahui memiliki varietas terbaik di dunia sesuai SK Menteri Pertanian nomor: 320/Kpts/SR.120/8/2005 dengan daya produktivitas terna 42,59 – 64,67 ton/ha.

Baca juga: Petani Aceh Barat enggan jual minyak Nilam karena harga jual stabil

Sementara produksi minyak 273,49 - 415,65 kg/ha. Dengan kandungan kadar pathchouli alcohol 34,46 persen.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati H Muhammad Thaib atas apresiasinya, namun kami juga meminta kepada Pemkab Aceh Utara untuk lebih serius membantu para petani salah satu tanaman penghasil minyak atsiri di gampong yang saya pimpin, yang telah berkembang sejak tahun 1996 silam," katanya.

Bahkan, lanjut dia, pada 1998 dampak puncaknya krisis moneter dunia tidak dirasakan oleh petani nilam di sana karena saat itu harga minyak nilam di atas Rp1 juta/kg.

Menurutnya lagi, 90 persen kebutuhan minyak nilam dunia itu dipasok dari Indonesia, dan 70 persennya berasal dari Aceh.

Nilam Aceh (pogostemon cablin benth) merupakan nilam unggul dengan kualitas terbaik di dunia karena menghasilkan minyak dengan rendemen 3 persen dan kandungan patchouly alcohol (pa) di atas 30 persen.

Minyak nilam ini mutlak dibutuhkan dalam industri parfum sebagai bahan fixatif pengikat aroma, sehingga wanginya bisa bertahan lebih dari 12 jam.

Bermodalkan jerih triwulan ketiga tahun 2019 yang diterimanya, bersama Kader Pembangunan Manusia Gampong (KPM- G), Keuchik Nyakdin mengimplementasikan racikan parfum dengan kandungan minyak nilam sebagai pengikat aroma pada parfum “Mangat Bee”, Produk UPPKS (Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga Sejahtera) KM VIII – Simpang Keuramat, mulai dilepas ke pasar sejak 18 November 2019 meski belum mengantongi izin resmi.

“Bahan-bahan yang terkandung di dalam racikan minyak wangi tersebut salah satunya adalah cetearyl alcohol yang merupakan jenis alkohol nonkhamr dan mendapat sertifikasi halal dari LPPOM-MUI,” demikian Mahyeddin Abubakar.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019