Sebanyak 125 orang mantan kombantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), eks tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol), dan masyarakat imbas konflik dibekali keterampilan yang dilaksanakan oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Kota Langsa, Aceh, Senin (25/11).
"Pelatihan ini, tentu lebih menekankan pada pembentukan keterampilan atau praktek yang kelak akan menjadi dasar saudara dalam berwirausaha," ujar Ketua BRA Kota Langsa Nurdin Djuned dalam sambutan dihadiri Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid dan jajaran.
Baca juga: 100 korban konflik terima sertifikat tanah, per orang 2 ha
Ia mengatakan, pelatihan tersebut merupakan program dari reintegrasi Aceh yang tertuang dalam bagian dari komitmen perjanjian damai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan GAM melalui Memorandum Of Understanding (MOU) di Helsinki, Finlandia tahun 2005.
Program reintegrasi Aceh tersebut memang diarahkan guna melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap mantan kombantan GAM, eks tapol/napol, dan masyarakat korban konflik, sehingga dapat mendongkrak roda perekonomian di Aceh, kata Nurdin.
Wakil Wali Kota Marzuki Hamid mengatakan Pemerintah Kota Langsa melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk, dewasa ini sedang mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama para pencari kerja sebagai upaya strategis untuk membekali mereka.
Ia mengaku berbagai pembekalan diberikan, khususnya kepada tenaga kerja lokal supaya mereka menguasai keterampilan yang diberikan dan dapat digunakan mencari nafkah melalui pekerjaan atau membuka usaha sendiri.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah saat ini berupaya menggulirkan program-program ketenagakerjaan yang tentunya disesuaikan dengan kekuatan anggaran Pemerintah Kota Langsa.
"Salah satu upaya untuk mengatasai problematika adalah dengan memberikan pembekalan kepada pencari kerja, sehingga mereka lebih siap bersaing di pasar kerja," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan keterampilan bagi pencari kerja tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang maju, mandiri, profesional, dan kompetitif terhadap perkembangan zaman.
”Kepada peserta pendidikan dan pelatihan ketrampilan ini, saya berpesan belajarlah dengan sungguh-sungguh, seraplah ilmu sebanyak-banyaknya dari para narasumber atau instruktur. Tingkatkan kualitas keterampilan yang saudara miliki agar nantinya dapat memperoleh pekerjaan atau bahkan dengan membuka usaha sendiri," ungkap Marzuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Pelatihan ini, tentu lebih menekankan pada pembentukan keterampilan atau praktek yang kelak akan menjadi dasar saudara dalam berwirausaha," ujar Ketua BRA Kota Langsa Nurdin Djuned dalam sambutan dihadiri Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid dan jajaran.
Baca juga: 100 korban konflik terima sertifikat tanah, per orang 2 ha
Ia mengatakan, pelatihan tersebut merupakan program dari reintegrasi Aceh yang tertuang dalam bagian dari komitmen perjanjian damai antara Pemerintah Republik Indonesia dengan GAM melalui Memorandum Of Understanding (MOU) di Helsinki, Finlandia tahun 2005.
Program reintegrasi Aceh tersebut memang diarahkan guna melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap mantan kombantan GAM, eks tapol/napol, dan masyarakat korban konflik, sehingga dapat mendongkrak roda perekonomian di Aceh, kata Nurdin.
Wakil Wali Kota Marzuki Hamid mengatakan Pemerintah Kota Langsa melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk, dewasa ini sedang mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama para pencari kerja sebagai upaya strategis untuk membekali mereka.
Ia mengaku berbagai pembekalan diberikan, khususnya kepada tenaga kerja lokal supaya mereka menguasai keterampilan yang diberikan dan dapat digunakan mencari nafkah melalui pekerjaan atau membuka usaha sendiri.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah saat ini berupaya menggulirkan program-program ketenagakerjaan yang tentunya disesuaikan dengan kekuatan anggaran Pemerintah Kota Langsa.
"Salah satu upaya untuk mengatasai problematika adalah dengan memberikan pembekalan kepada pencari kerja, sehingga mereka lebih siap bersaing di pasar kerja," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan keterampilan bagi pencari kerja tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang maju, mandiri, profesional, dan kompetitif terhadap perkembangan zaman.
”Kepada peserta pendidikan dan pelatihan ketrampilan ini, saya berpesan belajarlah dengan sungguh-sungguh, seraplah ilmu sebanyak-banyaknya dari para narasumber atau instruktur. Tingkatkan kualitas keterampilan yang saudara miliki agar nantinya dapat memperoleh pekerjaan atau bahkan dengan membuka usaha sendiri," ungkap Marzuki.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019