Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh meresmikan pengoperasian pusat kendali Transkoetaraja, angkutan umum yang melayani masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar milik Pemerintah Aceh.
Peresmian pusat kendali dipusatkan di kompleks Terminal Bus Banda Aceh di Banda Aceh, Selasa. Peresmian ditandai pengguntingan pita di pintu masuk gedung pusat kendali Transkoetaraja.
Plt Gubernur Aceh mengatakan kehadiran pusat kendali tersebut untuk meningkatkan pelayanan transportasi kepada masyarakat. Apalagi saat ini, angkutan umum sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
"Kehadiran pusat kendali tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Aceh menerapkan sistem teknologi guna memantau dan mengawasi operasional Transkoetaraja," kata Nova Iriansyah.
Selain meresmikan operasional pusat kendali, Plt Gubernur Aceh juga meresmikan pengoperasian 12 unit bus Transkoetaraja yang dibeli dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2019
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi menyebutkan dengan beroperasinya pusat kendali tersebut, maka seluruh aktivitas Transkoetaraja bisa terpantau dan diawasi.
"Kami memasang kamera pemantau di semua unit bus Transkoetaraja termasuk di halte. Di bus juga dipasangi alat pelacak posisi. Semua aktivitas bus terpantau di pusat kendali," kata Junaidi.
Junaidi menyebutkan armada Transkoetaraja mencapai 52 unit. Sebanyak 40 unit bantuan Kementerian Perhubungan RI dan 12 unit lainnya pengadaan pemerintah provinsi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2019.
"Penambahan armada di tahun anggaran 2019 untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum, di mana ada beberapa koridor di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar belum terlayani," sebut Junaidi.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh itu menyebutkan Transkoetaraja hadir sejak 2017. Jumlah penumpang yang dilayani hingga akhir November 2019 mencapai 4,25 juta orang.
"Banyak hal yang akan kami tingkatkan dalan pelayanan angkutan umum Transkoetaraja ini. Di antaranya pelayanan tiket, pemantauan operasi hingga persoalan emisi gas yang akan ditekan serendah mungkin," kata Junaidi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Peresmian pusat kendali dipusatkan di kompleks Terminal Bus Banda Aceh di Banda Aceh, Selasa. Peresmian ditandai pengguntingan pita di pintu masuk gedung pusat kendali Transkoetaraja.
Plt Gubernur Aceh mengatakan kehadiran pusat kendali tersebut untuk meningkatkan pelayanan transportasi kepada masyarakat. Apalagi saat ini, angkutan umum sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
"Kehadiran pusat kendali tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Aceh menerapkan sistem teknologi guna memantau dan mengawasi operasional Transkoetaraja," kata Nova Iriansyah.
Selain meresmikan operasional pusat kendali, Plt Gubernur Aceh juga meresmikan pengoperasian 12 unit bus Transkoetaraja yang dibeli dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2019
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi menyebutkan dengan beroperasinya pusat kendali tersebut, maka seluruh aktivitas Transkoetaraja bisa terpantau dan diawasi.
"Kami memasang kamera pemantau di semua unit bus Transkoetaraja termasuk di halte. Di bus juga dipasangi alat pelacak posisi. Semua aktivitas bus terpantau di pusat kendali," kata Junaidi.
Junaidi menyebutkan armada Transkoetaraja mencapai 52 unit. Sebanyak 40 unit bantuan Kementerian Perhubungan RI dan 12 unit lainnya pengadaan pemerintah provinsi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2019.
"Penambahan armada di tahun anggaran 2019 untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum, di mana ada beberapa koridor di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar belum terlayani," sebut Junaidi.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh itu menyebutkan Transkoetaraja hadir sejak 2017. Jumlah penumpang yang dilayani hingga akhir November 2019 mencapai 4,25 juta orang.
"Banyak hal yang akan kami tingkatkan dalan pelayanan angkutan umum Transkoetaraja ini. Di antaranya pelayanan tiket, pemantauan operasi hingga persoalan emisi gas yang akan ditekan serendah mungkin," kata Junaidi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019