Terlahir dari keluarga sederhana kepulauan Yapen, Provinsi Papua tidak menjadikan cita-cita seorang pemuda bernama Gracia Billy Mambrasar surut dan menyerah dengan keadaan. 

Pemuda yang akrab dipanggil dengan nama ‘Billy’, hijrah dari Papua ke Bandung untuk menempuh pendidikan di Institute Teknologi Bandung (ITB) sebuah Institute prestius yang sangat terkenal di Indonesia tempat Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno menempuh pendidikanya.   

Saat akan menempuh pendidikan Master di Australia, penulis mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan Gracia Billy Mambrasar, pemuda dari Papua yang pembawannya selalu aktif dan menciptakan hal-hal yang baru. Kami dipertemukan di Pre Departure Training IALF yang diselengarakan oleh Australian Development Scholarship (ADS) 2012. 

Selama menlanjutkan pendidikan Master di Australian National University (ANU), Gracia Billy Mambrasar mendapatkan beberapa penghargaan prestisius diantaranya Student of the year, VC Chancellor Special Commendation 2015. Setelah menamatkan Master of Business Administration, Gracia Billy Mambrasar juga berkesempatan untuk kuliah di Universitas Terbaik Dunia, Oxford University Inggris dengan beasiswa LPDP 2017.  

Sejak perkenalan singkat di Jakarta tersebut, sebuah cerita yang berlanjut ketika Gracia Billy Mambrasar dipercayakan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Staf Khusus Presiden dari kalangan millennial.

Sederatan prestasi dan keaktifan di bidang sosial pendidikan menjadikan Gracia Billy Mambrasar 1 dari 7 staf khusus presiden dari kalangan millennial. 

 Sebuah tugas yang berat nan mulia untuk membawa aspirasi lebih dari 60 juta millennial Indonesia, agar suaranya dapat didengar dan tersampaikan kepada Bapak Presiden. 

Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menyebutkan angka 23,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia 265 juta jiwa dikategorikan millennial, mereka yang berusia (20-34 tahun).

Pertemuan yang terjadi 2012, berlanjut saat Gracia Billy Mambrasar dalam kapasitas sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada 9 Desember 2019. 

Ketika Gracia Billy Mambrasar pertama sekali menginjakkan kakinya di Meulaboh Bumi Teuku Umar, penulis sangat berterima kasih kepada Allh SWT karena perjalanan ke Meulaboh ditempuh dengan jalan darat sekitar 5 jam dari Banda Aceh tanpa kendala. 

Satu hal yang tidak berubah dari Gracia Billy Mambrasar yang saya kenal 7 tahun silam  yaitu sifatnya yang humble dan apa adanya serta sangat bersemangat dalam menceritakan hal-hal yang menginspirasi. 

Saat berada di Meulaboh, kedatangannya diterima secara langsung oleh Bupati Aceh Barat H Ramli MS dan para Muspida daerah Aceh Barat. 

Kemudian kegiatan secara kontinyu, dengan kunjungan ke universitas negeri paling ujung barat Indonesia, Universitas Teuku Umar yang dinegerikan pada 2014, Gracia Billy Mambrasar memberikan motivasi dan kuliah kepemimpinan  kepada 300 mahasiswa dalam kuliah umum tersebut disambut secara antusias oleh para mahasiswa/i. 

Para peserta sangat terkesima dengan kisah Gracia Billy Mambrasar yang mampu meraih pendidikan tinggi walaupun berasal dari keluarga kurang mampu. 

Acara berlanjut dengan kunjugan ke 2 sekolah dasar di Meulaboh serta melakukan interaksi dengan para siswa dengan mengajukan session tanya jawab serta dialog dengan para dewan guru. 

Para siswa yang berani tampil menjawab pertanyaan, mendapatkan tas dan seperangkat alat tulis.

 Kegiatan lainnya di Meulaboh, dilanjutkan dengan diskusi bersama para millennial  lintas sektoral di Aceh Barat di sebuh café di Meulaboh serta deklarasi pertama Millennial Cinta NKRI para peserta yang hadir terdiri dari tokoh millennial yang menduduki jabatan sebagai Ketua DPRK, anggota DPR Aceh dan kota, ketua kepemudaan KNPI, LSM dan dari tokoh ulama. 

Pada hari yang sama, meresmikan rumah Bahasa di Global Institute sebuah program bersama alumni LPDP dan Australia, dalam peresmian in ini, Gracia Billy Mambrasar  turut berdialog dalam Bahasa Inggris dengan siswa Global Istitute.

Siswa yang masih usia belia 7-9 tahun sangat akrab dalam berdialog dan berdiskusi dan mereka mendapatkan hadiah tas dan kamus Bahasa Inggris sebagai kenangan dari Staf Khusus Presiden. Kegiatan diakhiri dengan mengunjungi sebuah Café UMKM yang menghasilkan kopi khas Meulaboh. 

Dari pertemuan singkat ini, saya menyimpulkan tiga hal yang dapat dipelajari dari sosok Gracia Billy Mambrasar yaitu pertama, Humble. Saya melihat sejak pertama bertemu 20012 hingga bertemu kembali di 2019 tidak ada yang berubah dalam melayani setiap orang, siapa pun dan dari mana pun, sama perlakuannya.

Kedua, bekerja keras untuk meraih mimpi, saya melihat sosok  Gracia Billy Mambrasar, sebagai sosok yang persisten dan tidak gampang menyerah untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya walaupun terlahir dari keluarga miskin. Hal ini bukanlah alasan untuk maju dan meraih cita-cita  dan Gracia Billy Mambrasar percaya akan  dorongan semesta akan bersama untuk membantu mewujudkannya.

Ketiga, selalu memberikan kontribusi positif bagi umat manusia, saya melihat Gracia Billy Mambrasar tidak pernah lelah menyebarkan kebaikan melalui Social Entrepreneur Kitong Bisa yang dia kelola, memberikan manfaat kepada masyarakat yang ingin menlanjutkan pendidikan tanpa membedakan agama dan suku bangsa. 

Sebagai orang yang pernah mengenal Gracia Billy Mambrasar, dia selalu mengatakan dan berpesan untuk menyelesaikan masalah dengan soft approach mencari win-win solution. tiga hal tersebut yang dapat dipelajari dan diambil pembelajaran dari sosok Gracia Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. 

*Penulis Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Pewarta: Said Achmad Kabiru Rafi'ie *

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020