Para ulama tidak hentinya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan masjid sebagai sarana mempersatukan umat guna menjaga persatuan dan kesatuan.

Hal itu dianggap lebih mudah dilakukan di era digital saat ini, karena masjid dibangun dengan azas musyawarah umat untuk dimanfaatkan secara berjamaah.

"Masjid ini adalah rumah Allah, maka tugas kita sebagai hamba-nya adalah membantu menyelesaikan secara bersama-sama. Namun di sisi lain, masjid juga menjadi sarana pemersatu umat," kata Tgk H Mudawali, ketika mengisi tausiah Peresmian Baitul Makmur Idi Cut di Desa Dama Pulo Dua, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/1).

Mengingat kebutuhan dana yang besar dalam membangun masjid tersebut, H Mudawali mengajak umat Islam untuk menyisihkan sedikit dari harta yang dimilikinya guna mempercepat pembangunan masjid, karena membantu pembangunan tempat bersujud tersebut tentu akan mendapat pahala yang berlipatganda disisi-Nya.

"Kami juga berpesan agar nantinya masjid ini dimakmurkan dengan berbagai kegiatan keislaman, seperti pengajian dan shalat berjamaah. Dan yang paling penting adalah ibadah jumat harus dipadati jamaah dari Desa Dama Pulo Dua dan Alue Dalam sebagai ahli jumat," sebut H Mudawali.

Sementara Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baitul Makmur Tgk Abdussamad dalam kesempatan itu mengatakan, sejak pembentukan panitia hingga dimulainya pembangunan pihak panitia telah mendapatkan berbagai bentuk bantuan, baik dana atau bantuan dalam bentuk barang.

"Sumbangan mulai masuk dari beberapa masyarakat, baik atas nama individu atau sumbangan Desa Dama Pulo Dua dan Desa Alue Dalam masing-masing Rp15 juta," katanya.

Di sisi lain, panitia juga mengapresiasi itikat baik pemilik lahan yang telah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Masjid Baitul Makmur. Awalnya, lanjut Tgk Abdussamad, lokasi tersebut merupakan lapangan bola saat musim pengering dan kerap muncul kubangan kerbau saat musim hujan.

"Tapi berkat kekompakan dan kebersamaan akhirnya kami seluruh masyarakat di Desa Dama Pulo Dua dan Alue Dalam, sepakat mendirikan masjid. Apalagi selama ini, untuk menunaikan jamaah jumat kami harus menempuh perjalanan 4,5 kilometer ke Masjid Besar Baitul Muttaqin Idi Cut atau sejauh 5 kilometer menempuh perjalanan ke Masjid Baitul Baraqah Pulo Baro," tutur Abdussamad.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baitul Makmur dilakukan Pimpinan Dayah Bustanul Huda Julok, Tgk H M Ali atau Abu Paya Pasi. Hadir antara lain Sekcam Darul Aman, H Marzuki, Imam Mukim Pulo Baro, Tgk Afwadi, tokoh KPA/PA, keuchik dan imam desa dari beberapa desa sekitar, tokoh masyarakat dan jamaah pengajian di Desa Dama Pulo Dua dan Alue Dalam.

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020