Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah Harsandi menyoroti masih tidak meratanya pembangunan fasilitas pendidikan yang ada di perdesaan di daerah setempat, bahkan ada yang terpaksa memanfaatkan rumah dinas guru sekaligus jadi ruang kelas.
"Salah satunya di SMP Satu Atap 4 Jahitan Kecamatan Seruyan Hilir. Saat pagi hari, rumah guru harus dijadikan kelas sementara untuk aktivitas belajar mengajar karena sebenarnya ruangan kelas untuk pelajar tersebut hanya ada satu ruangan,“ kata Harsandi di Kuala Pembuang, Minggu.
Pria akrab disapa Sandi itu menjelaskan, SMP Satu Atap 4 Jahitan kekurangan ruang kelas. Kondisi itu membuat pihak sekolah harus memutar otak memanfaatkan fasilitas yang ada meski akhirnya menjadi kurang layak.
Sebuah ruang kelas digunakan untuk dua kelas dengan membuat sekat terbuat dari triplek sebagai pembatas antarkelas. Kondisi itu membuat belajar dan mengajar kurang nyaman karena suara dari kelas sebelah terdengar ke kelas lain.
Itu pun sekolah tersebut masih kekurangan satu kelas. Akhirnya, rumah dinas yang ditempati salah satu guru, juga difungsikan sebagai ruang kelas pada pagi hari, sedangkan sore hingga subuh dimanfaatkan menjadi tempat tinggal guru.
Politisi Partai Golongan Karya ini, saat dirinya bersama anggota DPRD Seruyan Daerah Pemilihan I melakukan reses beberapa waktu lalu, banyak didapati tempat pendidikan yang kurang layak untuk tempat belajar dan mengajar.
“Seharusnya tempat pendidikan itu nyaman sehingga guru dan murid juga merasa nyaman saat melakukan aktivitas belajar dan mengajar, ”ungkapnya.
Sandi berharap pemerintah kabupaten lebih peduli terhadap pendidikan di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring ini dengan meningkatkan fasilitas pendidikan.
Dengan begitu diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan daerah lain dan menghasilkan generasi penerus yang berkualitas.
Selain masalah fasilitas belajar, Harsandi juga menyoroti fasilitas untuk guru yang ditempatkan di perdesaan yang menurutnya juga masih banyak kekurangan dan menyulitkan para guru dalam menjalankan tugas secara optimal.
“Jangan salahkan mereka para guru bila tidak betah. Bagaimana pun mereka juga butuh rasa nyaman saat melaksanakan tugas,” kata Sandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020