Bupati Aceh Jaya T Irfan TB menemukan sejumlah irigasi yang bermasalah bahkan ada yang tidak berfungsi di Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten setempat, Senin (24/2) sore.

"Tadi pagi pada pada saat apel gabungan yang diikuti oleh forum Muspika serta seluruh keuchik dalam kecamatan Setia Bakti kita mendapat laporan dari Geuchik dan warga Desa Gunong Meunasah serta Desa Paya Laot  terkait keluhan warga terhadap irigasi yang tidak berfungsi dan tidak maksimal pengaliran air ke sawah," kata Bupati Aceh Jaya T Irfan TB.

Ia menyampaikan setelah melakukan turun langsung ke lapangan ternyata benar terdapat dua irigasi yang bermasalah dan satu lagi bahkan tidak berfungsi sama sekali setelah dibangun pada tahun 2015.

"Di  Desa Paya Laot ada dua irigasi, satu tidak berfungsi sama sekali dan satunya lagi bocor di penampungan dan di salurannya, serta salurannya juga sangat kecil, sedangkan yang di Paya laot penampungannya bocor," kata Irfan TB.

Irfan menyampaikan pihaknya akan perintahkan dinas terkait untuk menelusuri dokumen perencanaan apakah sudah sesuai dengan pengerjaan atau tidak.

Baca juga: Irigasi rusak, sawah milik petani Aceh Besar kekeringan

"Kita perintahkan Dinas PUPR selalu dinas teknis untuk mempelajari kembali terkait dokumen perencanaannya, jika sudah sesuai maka secepatnya kita cari solusi supaya irigasi yang sudah dibangun ini bermanfaat untuk masyarakat," kata Bupati Aceh Jaya.

Bupati Aceh Jaya mengakui jika selama ini masih terdapat adanya kelemahan pihak pengawasan serta perencaan awal pembangunan.

Baca juga: Rp7,06 miliar dana pembebasan lahan irigasi Lhok Guci dibayarkan

"Kami melihat ada kelemahan pada tingkat konsultan pengawas, karena tidak maksimal diawasi, seharusnya konsultan pengawas itu setiap saat berada di lokasi pada saat dilaksanakan pembangunan," kata Irfan TB.

Selain itu kata Irfan pengawasan internal selama ini pada dinas teknis dalam hal ini PUPR juga tidak maksimal dalam mengawasi pengerjaan, sehingga masih adanya pembangunan irigasi yang baru siap dibangun selang beberapa bulan sudah bocor hingga menyebabkan air tidak maksimal mengalir ke sawah.

Baca juga: Bupati Aceh Besar akan perbaiki jaringan irigasi

Ia juga akan memerintahkan dinas teknis untuk memanggil pihak konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana, untuk membahas dimana letak kesalahannya serta mencari jalan keluar ke depannya.

"Jika memang pelaksana sudah sesuai perencanaan serta tidak ditemukan masalah dalam pelaksanaan baru nanti akan kita usulkan dana rehabnya," kata Irfan.

Irfan menuturkan irigasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat apalagi jika saat musim kemarau seperti ini, harusnya irigasi yang sudah dibangun itu sudah bisa dimanfaatkan oleh para petani.

Oleh sebab itu, pihaknya akan segera mencari solusi biar bisa secepatnya tertangani.

"Sejauh ini selain adanya kelemahan tingkat pengawasan kita juga melihat ada dua sisi kelemahan lainnya pada pembangunan irigasi selama ini, yang pertama pihak perencanaan dan yang kedua pihak pelaksanaan, ini yang kedepan harus dievaluasi kembali," kata  Irfan.

Pembangunan irigasi di Desa Gunong Meunasah menghabiskan anggaran negara sebesar Rp1,695 miliar sumber anggaran DAK Penugasan tahun 2018.

Sementara yang di Desa Paya Laot irigasi yang tidak berfungsi dibangun pada tahun 2015 yang menghabiskan anggaran sebesar Rp1,9 miliar.

Sedangkan satu lagi yang bermasalah masih di Desa Paya Laot dibangun pada tahun 2018 dengan sumber anggaran sebesar Rp1,492 miliar dengan sumber anggaran DAK penugasan tahun 2018.

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020