Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis menyatakan pembangunan ekonomi Aceh harus terfokus karena penggerak ekonomi Aceh masih bersumber dari anggaran daerah.

“Anggaran daerah masih menjadi penggerak utama ekonomi Aceh. Karena itu harus di alokasikan secara terfokus, terutama untuk pengembangan ekonomi yang memiliki daya bangkit yang tinggi,” katanya di Banda Aceh, Jumat, ketika menjadi narasumber Konsultasi Publik - Rancangan Awal Rencana Kerja Pemertinah Aceh (RKPA) Tahun 2021 di Banda Aceh.

Baca juga: BPS catat nilai tukar petani Aceh turun 1,87 persen

Pengembangan ekonomi yang memiliki daya bangkit tinggi, diantaranya padi, perikanan, nilam, kopi, rotan dan tanaman hortikultura serta sektor pariwisata.

“Artinya, komoditas dan jasa tersebut dapat dikembangkan dari hulu ke hilir dan diarahkan pada kegiatan industri yang memberikan nilai tambah yang optimal dan penciptaan lapangan pekerjaan,” katanya.

Baca juga: Bank Indonesia jalin kerjasama desa wisata dengan Aceh Tengah

Ia juga berpesan agar Kabupaten/Kota juga difokuskan untuk mendorong komoditas unggulan daerah melalui evaluasi anggaran sebelumnya dan penetapan indikator pencapaian yang terukur pada tahun 2021 untuk dijabarkan melalui strategi program dan pembiayaan.

“Masalah-masalah yang di alami terkait komoditas unggulan di daerah harus dapat diatasi dengan kerja sama antara daerah dengan SKPA pendukungnya, sehingga komoditas unggulan dapat segera mature untuk menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya dapat menopang daerah saat dana otsus berakhir,” katanya.

Ia menambahkan kegiatan tersebut menjadi masukan mengenai arah kebijakan ekonomi Aceh 2021, sebagai bahan pertimbangan pada Musyawarah Rencana Pembangaunan (Musrembang) pada April mendatang.*

Pewarta: M Ifdhal

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020