Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh terus memperkuat dukungan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui berbagai program prioritas pada 2025, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah Tanah Rencong itu.
Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Kamis, mengatakan UMKM merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi sebesar 57,14 persen terhadap PDB dan menyerap 96,92 persen tenaga kerja.
“Namun, di Aceh, UMKM masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses pembiayaan, kesiapan digital, dan akses pemasaran,” kata Rony.
Baca juga: BI: Ekonomi Aceh tumbuh signifikasi usia COVID-19
Sebab itu, Bank Indonesia telah menyusun strategi utama dan program prioritas untuk mendorong daya saing UMKM serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
Kata Rony, Bank Indonesia sangat menyadari pentingnya peran UMKM, sehingga memberikan dukungan penuh melalui tiga pilar utama, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan.
“Untuk meningkatkan daya saing UMKM agar mampu berkompetisi di pasar lokal, nasional, maupun internasional,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan terus melaksanakan berbagai program digitalisasi, pelatihan, dan fasilitasi pembiayaan, termasuk integrasi pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Sistem pembayaran QRIS di Aceh per akhir tahun 2024 telah digunakan oleh lebih dari 652.682 pengguna,” ujarnya.
Dari sisi pedagang (merchant), hingga akhir 2024 terdapat 171.616 merchant yang telah mengimplementasikan QRIS sebagai alternatif pembayaran non tunai di provinsi paling barat Indonesia itu,.
“Berdasarkan klasifikasi usaha, share merchant QRIS terbesar disumbangkan oleh usaha mikro dengan jumlah 126.707 merchant,” ujarnya
Baca juga: BRIS Tutup Bursa Tahun 2024 dengan Performa Mengesankan