Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melalui Tim Resort 11 KSDA Aceh Utara Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe melepasliarkan seekor ular jenis phyton atau sancha kembang berukuran tiga meter ke habitatnya, Senin (6/4).

Hewan melata ini awalnya berhasil dievakuasi di kawasan PT Perta Arun Gas (PAG) Kota Lhokseumawe, pada Selasa (31/3). Setelah dilakukan evakuasi, ular tersebut sempat dirawat oleh seorang warga bernama Chairul Sya'ban yang juga merupakan jurnalis peduli lingkungan dan satwa.

Baca juga: Ular piton mati akibat karhutla Riau

Staf Resort 11 KSDA Aceh Utara Nurdin di Lhokseumawe, Selasa (7/4) menyebutkan bahwa pihaknya mendapat informasi bahwa ada seekor ular jenis phyton yang berkeliaran. Atas infomasi tersebut pihaknya langsung menuju lokasi untuk evakuasi.

"Evakuasi ular phyton berjalan dengan lancar dan aman. Memang disana (PT PAG) kerap sekali didapati ular sejenis phyton, maka untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ular ini akan kita pindahkan," katanya.

Baca juga: Warga lepasliarkan ular piton sepanjang 5 meter

Usai dievakuasi, ular tersebut diserahkan kepada Chairul Sya'ban untuk dirawat dan akan dijadikan sebagai edukasi terhadap masyarakat melalui video singkat.

"Setelah empat hari dirawat, ular tersebut diserahkan kembali kepada Tim Resort 11 KSDA Aceh Utara dan kemudian sama-sama melepaskannya ke habitat yang jauh dari pemukiman warga," kata Nurdin.

Baca juga: Warga temukan ular python 4,5 meter

Sementara itu Chairul Sya'ban yang selama ini memang kerap mengikuti isu-isu lingkungan dan konflik satwa mengatakan ular yang dievakuasi itu telah ia rawat dengan baik termasuk pemberian pakan dan edukasi melalui video. Untuk ukuran phyton ini hanya tiga meter dan jenis kelamin betina.

"Edukasi ini sifatnya sementara. Melalui video saya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ular jenis phyton ini tidak berbisa, namun sangat berbahaya karena gigitannya bisa membuat kulit robek dan lilitannya bisa menyebabkan kehabisan oksigen," katanya.

Chairul juga memberikan pemahaman bahwa jika suatu saat ada masyarakat yang menemukan ular jenis phyton setidaknya jangan melakukan penangkapan seorang diri, karena lilitan jenis phyton bisa mematikan karena memiliki otot dan rahang yang sangat kuat. Selain itu, semua jenis ular memiliki pendengaran dan penglihatan yang kurang baik.

"Ya memang setelah saya pelajari, bahwa semua jenis ular mengalami penglihatan dan pendengaran yang kurang baik. Ular hanya mendeteksi lawannya melalui lidah yang menjulur keluar," kata dia.

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020