Masyarakat di Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, meminta Pemerintah Aceh segera merealisasikan pembangunan dua selter untuk menampung para pengungsi akibat banjir yang melanda beberapa desa setempat.

"Iya banjir ini sudah sering, hampir setiap tahun. Makanya kita masyarakat sangat berharap dua selter ini segera dibangun pemerintah provinsi," kata Camat Trumon Tengah Tahta Amrullah di Aceh Selatan, Rabu.

Dia menyebutkan sejak Sabtu (2/5) lalu, banjir bandang melanda dua desa di Trumong Tengah, yakni kawasab desa Lhok Raya dan Cot Bayu, akibatnya puluhan rumah warga terendam banjir.

Namun, katanya, kondisi terkini di Lhok Raya debit air telah mulai surut, namun di Cot Bayu air masih merendam badan jalan yang menjadi akses utama masyarakat setempat beraktivitas.

"Di Cot Bayu cuma tiga rumah yang masuk air, tapi yang menjadi kendalanya jalan akses gampong, ada jembatan disitu yang terjadi luapan air setinggi hingga 1,5 meter. Jadi enggak bisa keluar dan masuk, harus dibantu perahu karet BPBD," katanya.

Tahta menjelaskan, banjir tersebut telah menjadi 'langganan' tahunan bagi masyarakat di dua desa setempat. Bencana ini merupakan banjir kiriman yang terjadi di Kuta Cane, Kabupaten Aceh Tenggara, sehingga bermura ke wilayah Trumon Tengah.

Dalam banjir kali ini, kata Tahta, sebanyak 21 orang warga dari lima kepala keluarga (KK) di Lhok Raya, yang kondisi rumahnya di daratan lebih rendah maka terpaksa harus mengungsi ke posko di Kompleks Mako Brimob Batalyon C Pelopor Trumon.

"Jadi biasanya kalau sudah banjir itu ketinggian air hingga 3-4 meter. Ini karena di Kuta Cane enggak tinggi (banjir, red) makanya kita enggak parah. Kalau di Kuta Cane (banjir, red) parah, itu sampai dua Minggu rumah warga kita terendam," katanya.

Menurut Tahta, usulan pembangunan selter di dua desa tersebut muncul ketika Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyambangi Trumong Tengah pada 2019, dalam upaya mencari solusi tempat pengungsian sementara bagi masyarakat yang terdampak banjir.

"Jadi keluar lah janji dari BPBA untuk membangun selter, tempat penampungan pengungsi dua unit, satu di Cot Bayu dan satu di Lhok Raya. Anggaranya sekitar Rp700 juta per selter," katanya.

"Makanya kita beharap ini, agar aktivitas masyarakat terpusat disitu, ketika bencana ada tempatnya, fasilitas memadai. Kalau mengungsi selama ini di Mako Brimob, hanya fasilitas tenda saja," ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020