Banda Aceh, 24/7 (Antaraaceh) - Dinas Pendidikan Aceh menyatakan provinsi ujung barat itu hingga kini masih kekurangan guru sekolah menengah kejuruan atau SMK.
"Hingga saat ini, SMK di Aceh masih kekurangan guru. Kami terus berusaha mengatasi kekurangan ini," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Banda Aceh, Kamis.
Selama ini, kata dia, guru-guru sekolah umum ditugaskan mengisi kekurangan tenaga pengajar di sekolah kejuruan. Hal ini semata-mata untuk melengkapi kekurangan tersebut.
Namun, kata dia, hal ini juga melahirkan masalah. Keterampilan anak didik yang didapat selama menempuh pendidikan di sekolah kejuruan tidak optimal, sehingga mereka sulit bersaing di dunia kerja.
"Tujuan sekolah kejuruan ini untuk melahirkan anak didik yang siap bersaing di dunia kerja. Kalau kondisi seperti ini, tentu hasil dari penyelenggaraan sekolah kejuruan tidak seperti diharapkan," kata dia.
Anas M Adam menyebutkan, Dinas Pendidikan Aceh sudah mengambil langkah-langkah strategis mengatasi kekurangan guru SMK. Di antaranya  spesialisasi guru dengan mengalihkan guru sekolah umum menjadi guru SMK.
Kendati begitu, lanjut dia, program spesialisasi guru ini membutuhkan waktu, paling tidak lebih dari setahun. Namun, program spesialisasi guru ini dianggap jalan pintas mengatasi kekurangan guru SMK.
"Caranya, pemerintah daerah memberi beasiswa belajar kepada guru sekolah umum untuk dispesialisasikan menjadi guru SMK. Cara seperti inilah yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan guru SMK," kata dia.
Selain itu, sebut, kalau merekrut guru SMK secara normal membutuh waktu paling tidak lima tahun. Selain jumlah kebutuhan guru tidak sebanding dengan guru yang ada. Jumlah yang dibutuhkan lebih banyak dari guru yang ada.
"Memang ketersediaan guru SMK ini menjadi kendala. Pernah ada kabupaten/kota membuka formasi guru SMK untuk bidang tertentu, namun hingga tidak seorang pun yang mendaftar," kata Anas M Adam.
Selain kekurangan guru, Anas M Adam menyebutkan kurikulum juga menjadi masalah SMK di Aceh. Hasil akhir kurikulum SMK ini diharapkan mampu melahirkan lulusan yang berorientasi wira usaha.
Akan tetapi, sebut dia, banyak lulusan SMK belum mampu menjadi wira usaha. Tidak sedikit dari mereka lebih memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
"Jadi, kurikulum SMK ini tidak hanya mengajarkan anak didik mahir atau memiliki keterampilan yang siap memasuki dunia kerja, tetapi juga mengajarkan anak didik memiliki jiwa kewirausahaan," kata Anas M Adam. (Haris)

Pewarta:

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014